Hai Blogger sejati?? Pa kabar?? He he he…aku menghilang untuk beberapa saat, bukan ngabur tapi untuk refreshing sejenak, penikmat suguhan “kebebasan” dalam blog ini aku kangen untuk berbagi cerita (termasuk penyusup yang diam2 mengagumiku ha ha ha…buktinya jumlah pengunjungnya makin banyak juga ya???atau ada yang ngintip gw nulis apalagi gito!!! Ha ha ha…), ga usah pake ngejontorin mulut…ntr kaya Omas ato Budi Anduk….
Ku awali dengan candaan,..coz karakter seseorang gak bisa diubah, sekuat apapun dan sebengis apapun dan siapapun yang sengaja atau hanya “ngebanyol” untuk coba2 membunuh perubahan, aku yakin mustahil jika Tuhan belum berkehendak. Bukan untuk apa2…supaya kita belajar untuk dewasa dan bijak untuk berfikir menggunakan hati nurani masing- masing.
Sebelunya ku pikir aku hanya bisa meratap, menangis dan marah…atas semua rentetan peristiwa yang aku anggap ”biasa saja” (supaya tdk tll didramatisir), bukan mengapa? Walaupun kapasitas otak ku masih bertanya, koq ada hal yang demikian biadabnya sehingga semua hal dilakukan demi ke egoisan pribadi (kalo gak ngerti gak usah pake mikir, ntr pusing).
Kuakui semua terasa kerdil, tatkala semakin aku pahami semuanya terasa “biasa saja”. Dulu aku mikir juga kenapa aku bisa bertahan dengan luka dan pengabaian yang berkepanjangan, dusta dan ketersinggungan yang tak berkesudahan. Sabar, rela dan legowo yang aku pakai untuk dalih dari kenestapaan itu. Sampai aku tahu bahwa itu adalah pembelajaran yang tertunda, aku tahu betapa sangat tidak enaknya tidak diakui, betapa sakitnya disingkirkan dan betapa nistanya tidak diikutsertakan (sadar banget kalo aku hanya sebatas simbol doang). Duh gusti...sakit banget hatiku kala itu (lebih sakit dari putus cinta euy!!),...aku coba urut dada, lapangkan hati dan pikiran, ”Akh...mungkin belum saatnya barangkali”...fikirku saat itu.
Hampir 9 bulan aku lalui sejak rotasi aku pegang, semua nihil...hanya rekayasa dan dusta belaka yang aku terima. Aku coba kembali bersabar....Wuihhh...pedihnya hati ini terporot terus, aku coba tersenyum walau kala itu bathin ini teriris (mana enak seh, tertawa getir dan tersenyum diantara rasa sakit?).
Pada saat sedikit saja kesempatan aku coba raih, yang ada malah konfrontasi aneh yang tak terbersit sama sekali dalam otakku. Terperas sudah energiku untuk berfikir dan lelah sudah tubuhku menerima beban yang tak ada habisnya, aku tersungkur dalam kebohongan yang tak pernah aku lakukan. Ingin rasanya aku menjerit dan menangis namun kupaksa untuk tegar, berdiri tegak dan terus berjalan. Dalam lemahku aku masih menyisakan energiku untuk Yakin ”Tuhan masih bersamaku”, menuntunku dan mengarahkanku akan sebuah perubahan yang bersinergi.
Akhirnya keputusan yang sudah lama aku buat dan sempat aku urungkan tercetus sudah. Atas nama perubahan aku rela tersingkir, toh aku yakin keadilan akan datang seiring dengan berjalannya waktu. Aku tidak takut sama sekali dengan ancaman siapapun, aku hanya takut dengan Tuhan. Selama apa yang aku lakukan tidak mendustakan orang lain (tak ada hak aku atur orang lain untuk percaya). Satu hal lagi ”tak ada manusia manapun yang mampu mematikan karya orang lain”.
Dalam pejaman mata ini, aku tertegur akan setiap detil kejadian itu. Aku tersadar akan hak seseorang untuk berubah dan aku begitu tenang menghadapi pendewasaan ini. Oohhh...begini rasanya diubah oleh Tuhan, Ohhh...begini rasanya diajarkan untuk Ikhlas. Aku tahu ini bukan sekejap rasa duniawai saja namun jauh terasa nikmat mensejajarkan diri dengan pasrah yang datang dari hati yang tulus.
Aku sadar betul, setiap langkah perubahan butuh proses dan pengorbanan yang tak sedikit. Aku banyak belajar dan mencari pola yang sesuai dengan prinsipku, walaupun aku mesti berjuang mati- matian untuk memilah antara kawan dengan lawan, sampai aku tahu seperti apa ular berkepala dua, bermuka tembok, bertangan panjang, besar kepala, yeahh...buanyak banget kalo disebutin (istilah dalam iseng2ku yang terdahulu he he he).
Saat ini aku jauh lebih nyaman, aku bebas berekspresi dan menuai konsep yang lama aku rindukan, bisa berpetualang dengan tulisan2ku. Cuy cuy...nikmatnya dunia. Sayang sekali dulu mana ada yang mau melirik tulisanku maupun konsepku... yang ada malah dibuang di tong sampah (masih untung aja gak di bakar!)....yahhh...manusiawilah aku punya marah, lah wong aku dibilang maling dokumen koq (bro...bro ngapain pula aku nyolong bgituan, yang ngonsep juga aku he he he...)
Jalan hidup manusia semua ada yang ngatur, sampai menutup matapun ada yang atur. Sampai detik ini aku berupaya jauhin rasa benci, marah apalagi dendam. No way...aku belajar untuk selalu membuat energi positif dalam diriku, cukup sudah aku berkerumun dengan lingkungan kumuh negatif. Pengalaman adalah guru terbaik untuk rem aku kedepan, sejenak aku coba urai segala syukurku atas segala hal yang buat aku bisa bersikap bijak dan jauh lebih sabar. Walau demikian aku tak serta merta menghilangkan jasa dan ilmu yang sudah aku dapat, semua itu aku syukuri dan thanks banget untuk semua orang yang telah ada disekelilingku semuanya kuanggap baik dan berpengaruh dalam pendewasaanku.
Hmmmm...sudah ah, pass the way...biar semuanya jadi pelajaran hidupku aja...aku suka nulis, aku berdukapun aku nulis. Gimana ya??? Nulis sudah jadi soul aku. Sampai hal norak beginipun aku nulis, biar keliatan norak tapi aku punya harga diri ha ha ha....
Titip salam buat temen- temen mayaku yang rajin berselancar dan untuk teman- teman seperjuangan, maapin ya...kalo gak sempat pamitan!! Special buat Putra. Perjuangan hidupmu sangat inspiratif dalam karyaku....sampai akhir hayatmu aku akan kagumi selamanya....semoga damai dialam sana, rindu dan sayangku tak akan bertepi untukmu.
Read more...
Tuesday, December 2, 2008
SEKELUMIT "HAL BIASA"
Subscribe to:
Posts (Atom)