Showing posts with label TIPS SEHAT. Show all posts
Showing posts with label TIPS SEHAT. Show all posts

Friday, June 6, 2008

LANGSING TAPI SEHAT...

Tips langsing untuk anda

DIET TAK SELAMANYA harus menyiksa. Paling tidak, begitulah menurut sejumlah ahli. Tidak hanya ahli gizi, dokter kesehatan olahraga, psikolog, dan konsultan gaya hidup sehat pun mencoba memberikan sejumlah saran sederhana. Misalnya, banyak minum air putih atau makan dengan jumlah yang kurang lebih sama setiap hari. Intinya, daripada menyiksa diri dengan diet super ketat yang membuat Anda senewen, lebih baik kembangkan pola makan yang benar dan sehat sedini mungkin, sebelum tubuh Anda ’mekar’. memang perlu melakukan diet penurunan bobot, lakukan dengan cara yang benar di bawah pengawasan dokter, Untuk langsing, juga perlu usaha. Tetapi, kalau Anda tahu strateginya, ternyata ngga rumit-rumit amat, kok.
imagine the new you BERHENTI MEMIKIRKAN HAL-HAL NEGATIF, seperti perut yang membuncit atau tidak bisa makan coklat Sebagaii gantinya, bayangkan diri anda lebih langsing, lebih bugar, dan lebih sehat. Semakin nyata bayangan tersebut, semakin Anda merasa percaya diri untuk meraihnya. Setiap kali berpikir soal makan, misalnya, tanyakan pada diri sendiri seberapa lapar Anda pada skala 1-10. Kalau merasa skor Anda di bawah 5, coba untuk tidak makan atau paling tidak, tunda sejenak. Saat Anda betul-betul lapar, berhenti dan berpikirlah apakah makanan yang Anda pilih bisa membuat Anda senang atau apakah makanan tersebut cukup sehat untuk membantu Anda mencapai tujuan. Bila jawaban kedua pertanyaan tersebut tidak, lebih baik pilih makanan lain yang jauh lebih baik untuk tubuh Anda.PETE COHEN, sports psychologist, personal trainer, dan salah satu penulis buku Slimming with Pete: Taking The Weight Off Body and Mind.
Perbanyak konsumsi sayur- sayuran segar TAHUKAH ANDA, kebanyakan wanita yang ingin menurunkan berat badan mengalami defisiensi magnesium. Padahal, magnesium berguna untuk mengubah makanan menjadi enerji, bukannya menjadi lemak. Karena itu, konsumsilah lebih banyak buah dan sayur segar atau belum diolah. Sekali-sekali, untuk merangsang sistem metabolisme Anda, coba lakukan diet jus. Caranya, dalam sehari coba hanya makan atau minum jus buah atau sayur segar.Memasak terlalu matang cenderung menghilangkan nutrisi penting dalam makanan. Terlalu sering makan masakan yang overcooked juga akan membuat perut dan limfe mudah mengalami gangguan. Kedua bagian ini dianggap sebagai area paling lemah, bila pola makan Anda buruk. Selain mengkonsumsi sayuran segar, coba pula untuk lebih sering mengkonsumsi biji-bijian atau gandum-ganduman. Dengan begitu, Anda telah memperkaya diet Anda dengan enzim yang berf ungsi menyeimbangkan sistem metabolisme. Berarti Anda juga sudah membantu tubuh melakukan penurunan berat badan dengan cara lebih sehat.
DR. GILLIAN MCKEITH, ahli gizi klinis yang berpraktek di Hampstead, London.
Melatih kebiasaan-kebiasaan baik TARUHLAH, ANDA MEMANG PERLU BERDIET, Untuk mendukung program diet, coba kembangkan kebiasaan baik Anda. Ujung-ujungnya akan membantu Anda menjaga pola makan dan mempertahankan bobot. Satu di antaranya adalah kebiasaan membaca label kalori yang tertera di makanan kemasan. Hal ini tidak hanya akan melatih Anda menjadi konsumen peduli, tetapi juga mengetahui jenis, bahan, nilai nutrisi, dan besar kalori bahan pangan yang akan Anda konsumsi. Akhirnya Anda akan lebih peduli pada bahan yang Anda makan. Juga sebesar apa risikonya untuk membuat Anda gemuk. Kebiasaan lain yang bisa Anda coba adalah makan malam sebelum pukul 18.00. Makan malam tiga sampai empat jam sebelum waktu tidur baik untuk pencernaan, sistem metabolisme tubuh secara keseluruhan, dan berat badan. Makan malam tidak terlalu larut mem-beri kesempatan pada pencernaan untuk membereskan pekerjaan lebih cepat. Hasil metabolisme juga masih sempat digunakan. Sebaliknya, makan malam sebelum tidur membuat kerja pencernaan kurang optimal. Akibatnya, akan terjadi timbunan yang tidak penting pada tubuh Anda.
PR0F.DR.AU KHOMSAN, ahli gizi masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Makan porsi yang sama setiap hari KONSISTEN DALAM HAL PEMASUKAN KALORI SETIAP HARI memang sangat penting. Sekali-sekali saja mengurangi makan hanya akan meringankan sistem metabolisme tubuh dalam jangka pendek dan justru bisa meningkatkan massa lemak dan menurunkan metabolisme jaringan otot dalam jangka panjang. Asupan kalori dan komposisi makanan yang berubah-ubah dalam waktu lama akan menyulitkan usaha penurunan berat badan. Bahkan, saat asupan kalori rata-rata per hari masih dalam batas normal (misalnya, 1500 kalori). Karena itu, menjaga kestabilan pemasukan nutrisi dan kalori harian merupakan cara penting untuk mencapai bobot tubuh sehat yang bertahan lama. Bila hari ini Anda makan dalam jumlah banyak, jangan hukum diri keesokan harinya dengan cara kelaparan. Sebagai gantinya, tetap makan dalam jumlah sewajarnya dan pilih jenis makanan yang lebih sehat.
J0ANNA HALL, konsultan gaya hidup, spesialisasi olahraga dan nutrisi program manajamen berat badan di www. joannahall-lifestyle.com.
Tak asal kenyang dan senang PERTAMA-TAMA, PASTIKAN ANDA SENANTIASA mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk mencapai bentuk tubuh langsing. Cermati bahwa makanan bernutrisi tinggi yang melangsingkan tidak selalu membuat Anda kenyang dan senang. Karena itu, makanan yang hanya menyenangkan dan mengenyangkan. Makanan macam ini biasanya berupa tiga jenis; cemilan berikut: goreng-gorengan, makanan tinggi kalori, dan makanan manis. Menjadikan ketiganya sebagai teman kala suka dan duka sama saja dengan meneken kontrak gemuk dalam waktu tidak lama lagi.Lauk-pauk yang digoreng, seperti tempe atau tahu, yang dimakan bersama nasi biasanya dikonsumsi dalam batas wajar. Tetapi, bila Anda sedang; menjalani program diet ketat, lauk gorengan yang manis atau tinggi kalori! tetap harus dibatasi. Bukankah menggoreng berarti menambah lemakdan kalori pada makanan? Lain lagi ceritanya bila gorengan, makanan dan tinggi kalori ini hadir dalam bentuk cemilan. Selain nilai nu; minim, cemilan juga cenderung dikonsumsi dalam jumlah banyak, terus menerus, dan membuat penasaran. Disitulah letak baha, Anda bisa kenyang dan senang dengan cemilan macam ini. Tetapi, jangan harap Anda menjadi sehat dan langsing, ya...
betul-betul Anda sukai, gigitan pertama dan terakhirlah yang akan terasa paling menyenangkan.
Selebihnya, bagian di antara gigitan pertama dan terakhir tidak terlalu besar artinya alias akan berlalubegjtusaja di mulut Anda. Jadi, pilih porsi yang tidak terlalu besar ambil makanan secukupnya. Jangan tergoda untuk mengambil lebih banyak dari yang Anda inginkan atau butuhkan. Jebakan yang sering Anda temui misalnya godaan too-good-to-miss food (Ah, ... chesse cake ini terlalu enak untuk dilewatkan). Anda boleh saja makan kue itu. Tetapi tidak perlu mengambil potongan besar, bukan?Potongan kecil yang sedap sudah cukup memuaskan.
Godaan lain adalah promosi rumah makan. Misalnya, Anda biasanya makan sepiring spaghetti porsi sedang, Tetapi, karena sedang ada promosi Anda memilih porsi yang besar. Toh, dengan harga yang sama, Anda dapat porsi dua kali lebih besar. Nah, kalau itu yang terjadi, Anda sudah terjebak. DR.SUSAN JEBB, Head of Nutrition and Health, the Medical Research Council’s Human Nutrition Resen Center, Cambridge, Inggris.
Banyak minum air putih, bukan mitos TAK ADA YANG MENYANGKAL PENTINGNYA AIR PUTIH BAGI TUBUH Air memegang peran vital dalam hampir seluruh proses biologis, dari pemapasan, pencernaan, hingga sirkulasi dalam tubuh. Air mengangkut nutrisi dan juga membuang racun dari dalam tubuh, Manfaat lain bagi mereka yang berdiet, air membuat tahan lapar. Air putih tawar, baik dingin, hangat, maupun panas, tak akan membuat Anda lebih gemuk, karena air tidak mengandung kalori (zero calorie). Minum segelas air dingin, bila timbul keinginan untuk ngemil. Perciki dengan jeruk lemon (tanpa menambah gula), bila Anda ingin air es dengan sensasi yang berbeda. Minum air putih begitu bangun tidur atau sesaat sebelum tidur untuk meredakan rasa lapar yang timbul ketika bangun atau hendak tidur. Minum air putih sebelum tiba waktu makan, sehingga perut akan terasa penuh dan keinginan mengambil makanan dalam porsi besar berkurang. Pokoknya, jangan lupa minum banyak air putih. Selebihnya, tentu Anda harus mengubah pola makan yang salah menjadi pola makan yang sehat dan bergizi. Ini lebih baik daripada Anda melakukan diet super ketat.
PINNY P. SUTEIO, ahli gizi, konsultan dan pengajar nutrisi.
Pilih karbohidrat kompleks SALAH SATU PRINSIP PENTING DALAM BERDIET adalah memilih karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana, seperti gula pasir, makanan yang bergula, nasi putih, roti putih, mi instant, bubur ayam, atau minuman makanan manis memiliki watak yang kurang baik bagi tubuh, Sebaliknya, karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, roti gandum, pasta, oatmeal, ubi, jagung, atau pisang, lebih menguntungkan. Respons insulin karbohidrat kompleks terhadap tubuh berlangsung lambat atau sedikit demi sedikit. Artinya, karena dilepaskan bertahap, gula darah cenderung digunakan secara optimal, sehingga kemungkinan untuk ditimbun atau disimpan dalam sel lemak berkurang. Tingkat enerji yang dihasilkan karbohidrat kompleks juga tinggi, sehingga cocok untuk menjaga stamina saat berolahraga. Efek menggemukkan karbohidrat kompleks ini juga lebih kecil.Contohnya, pilih bubur kacang hijau dengan gula merah (jangan gula pasir dan jangan bubuhi santan), sandwich roti gandum dengan se lai rendah kalori untuk sarapan. Pilih juga gado-gado tanpa lontong (ganti kentang rebus), sirloin/tenderloin steak dengan kentang rebus. kacang kulit, atau kacang rebus. Dan makan malam berupa nasi merah dengan lauknya.
DR.PHAIDON LUMBAN TORUAN, MM, sports and fitness department, Indonesia Anti Aging Society.

Read more...

Read More..

AKIBAT BANYAK DUDUK, WARNING!!!

Fenomena Urat yang Terjepit

Oleh: Shiera Septrisya

Nyeri punggung bawah terkadang disertai rasa kesemutan di ujung jari kaki. Salah satu penyebabnya adalah hernia nukleus pulposus atau dikenal dengan "urat terjepit". [google.com]
eorang ibu rumah tangga datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada pinggangnya. Nyeri itu timbul sejak mengangkat galon air dari lantai. Nyeri dirasakan menjalar dari pinggang belakang sampai ke kaki kiri selama beberapa bulan, kemudian ke tungkai kanan.
Dia sempat mengoleskan obat gosok, tetapi tak juga membaik. Nyeri terasa berkurang saat berbaring, sebaliknya semakin berat ketika batuk, bersin, mengejan, atau berubah posisi, misalkan dari berbaring ke duduk atau membalik badan ke kiri dan kanan ketika berbaring.
Nyeri juga disertai baal (mati rasa) di telapak kaki, terkadang ada rasa kesemutan di ujung-ujung jari kaki. Si ibu merasa kedua kakinya semakin lemah, namun masih bisa berjalan.
Kasus di atas adalah contoh kasus nyeri pada pinggang belakang atau biasa disebut nyeri punggung bawah (low back pain). Sebagian orang pernah mengalami nyeri pinggang dengan penyebab bervariasi, mulai dari saraf, otot, tulang, sendi, penyebab organik lain ataupun penyebab psikogenik.
Salah satu penyebab nyeri punggung bawah adalah hernia nukleus pulposus (HNP) atau dikenal dengan "urat terjepit" atau "saraf terjepit". Kasus di atas adalah contoh nyeri punggung bawah yang disebabkan HNP. Kasus HNP tidak selalu disertai gejala seperti cerita di atas, terkadang rasa nyeri saja sudah cukup untuk membawa pasien ke dokter.
Struktur tulang belakang (kolumna vertebralis) juga memiliki persendian. Serangkaian silinder korpus vertebra yang menyusun kolumna vertebralis dihubungkan oleh persendian yang dinamakan diskus intervertebralis, yang berfungsi membantu meredam tekanan dan regangan (seperti shock breaker) yang terjadi terhadap kolumna vertebralis.
Setiap diskus terdiri atas jaringan sel yang mengandung gelatin, seperti bubur yang disebut nukleus pulposus, yang dikelilingi jaringan ikat tebal (anulus fibrosus).
Diskus ini melekat erat dengan jaringan tulang rawan yang melapisi permukaan atas dan bawah masing-masing korpus vertebra.
Di daerah servikal (leher) dan lumbal (pinggang) yang relatif lebih mobil, diskus intervertebralis lebih tebal, namun jaringan fibrokartilago (jaringan ikat dan tulang rawan) di daerah belakang lebih tipis dibanding dengan diskus intervertebralis lainnya, yang keseluruhannya berfungsi untuk memungkinkan kita bergerak dengan bebas. Karena alasan ini juga, herniasi paling sering terjadi di daerah leher dan pinggang.
Insiden tertinggi HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih bersifat gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah akibat bertambahnya usia.
Prosesnya dimulai dari mengeringnya nukleus pulposus, sehingga berkerut, ligamen mengendor, sedangkan anulus fibrosus menebal, sehingga harus menopang beban yang lebih berat dan mengalami degenerasi.
Diskus yang mengalami dehidrasi ini lama-kelamaan akan menipis dan menjadi rapuh. Pada umumnya her- niasi dari nukleus pulposus, atau ke- luarnya "bubur" ini terjadi akibat cedera fleksi, walaupun sebagian penderita tidak menyadari adanya trauma sebelumnya dan tidak mengetahui faktor pencetusnya.
Trauma yang terjadi dapat berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang berulang-ulang, misalnya membungkukkan tubuh atau mengangkat benda berat berulang-ulang.
Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi dari nukleus yang hanya terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus, nukleus berpindah tempat tetapi masih di dalam lingkaran anulus fibrosus, nukleus keluar dari anulus fibrosus, sampai nukleus yang keluar dan menembus ligamen.
Nyeri yang terjadi dapat disebabkan pelepasan asam arakidonat yang merangsang jaringan atau melalui mekanisme neuropatic pain, yakni nyeri yang terjadi disebabkan kerusakan langsung pada saraf.
Kesalahan Persepsi
Nyeri pada pinggang bawah atau tungkai akibat HNP amat tidak menyenangkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Adanya kesalahan persepsi dalam masyarakat bahwa nyeri pinggang selalu berhubungan dengan penyakit ginjal membuat penyakit ini relatif terlambat terdiagnosis, bahkan tatalaksana yang benar dan tepat baru dapat dilakukan setelah penderita mencoba beberapa terapi. Selain nyeri, HNP juga dapat menimbulkan rasa kesemutan, baal, atau kelemahan alat gerak.
Selain pemeriksaan klinis, diperlukan alat diagnostik elektromiografi (EMG). Pada sindroma radiks perlu dilakukan pemeriksaan EMG jarum, dengan hasil yang lebih akurat. Pemeriksaan EMG dapat menentukan level iritasi atau kompresi radiks, membedakan antara lesi radiks dengan lesi saraf perifer, dan membedakan antara iritasi dan kompresi radiks yang bermanfaat untuk menentukan penatalaksanaan yang tepat.
Di samping itu, ada juga pemeriksaan radiologis dengan magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat adanya protrusi atau prolaps dari nukleus pulposus dan seberapa jauh herniasi terjadi. Kombinasi pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Adalah penting untuk membedakan apakah HNP yang terjadi hanya sampai tahap peradangan (iritasi) atau sudah menekan (kompresi), karena iritasi dapat diobati secara konservatif sedangkan kompresi memerlukan operasi. Tujuan penatalaksanaan secara konservatif adalah menghilangkan nyeri dan melakukan restorasi fungsional.
Bila pasien akan diobati secara konservatif, harus dijelaskan gerakan-gerakan mana yang dilarang karena akan menambah beban. Konsep tirah baring (bedrest) disarankan karena akan mengurangi tekanan pada diskus dan menempatkan bantal di bawah lutut juga akan membantu menurunkan tekanan.
Selain itu perlu diberi penerangan mengenai posisi-posisi yang dibolehkan sehingga pasien dapat melakukan gerakan-gerakan dengan aman. Pengobatan melalui terapi panas dan krioterapi (therapeutic cold) juga dirasa cukup efektif.
Panas yang diberikan secara superfisial biasanya memberikan relaksasi serta perasaan enak karena pelebaran pembuluh darah yang terjadi menyebabkan tersingkirnya metabolit sel dari sel-sel otot yang tegang.
Efek analgesik (penghilang rasa nyeri) disebabkan karena panas dianggap dapat meninggikan ambang rasa nyeri. Pengobatan nyeri dengan pendinginan dengan cara menempatkan es di daerah punggung bawah akan menembus kulit, jaringan subkutan, dan lemak sehingga mendinginkan lapisan-lapisan superfisial otot, dapat mengurangi spasme otot, dan mengurangi rasa nyeri.
Ada juga terapi dengan menggunakan media air, yang mengombinasikan efek panas, bergeraknya air, dan efek fenomena counterirritant. Bila badan dimasukkan ke dalam air, efek pergerakan air cukup untuk menghilangkan efek gravitasi dan mengurangi beban berat badan pada tulang belakang, sehingga mengurangi rasa nyeri.
Korset
Sering kali terapi pada pasien HNP dibantu dengan pemakaian korset. Pasien juga harus diingatkan agar membatasi gerakannya saat bekerja untuk mencegah kekambuhan.
Misalkan, bila ingin mengambil benda di lantai atau membungkuk dan mengangkat benda berat, sebaiknya dimulai dengan berjongkok terlebih dahulu, sehingga mencegah kembali terjadinya trauma atau cedera diskus intervertebralis pada struktur tulang belakang.
Selain itu, hindari berat badan yang berlebih karena berat badan dapat menjadi beban dan menambah stres fisik pada struktur tulang belakang. Oleh karena itu, program penurunan berat badan dapat menjadi salah satu terapi yang dipilih bagi penderita HNP.
Di samping itu, pemberian obat- obatan juga diperlukan untuk membantu proses penyembuhan. Obat-obat- an yang dipilih dapat berupa golongan obat antiinflamasi nonsteroid, anal- getika, relaksan otot, opioid, antidepresan trisiklik, ataupun golongan obat antiepileptika.
Bila pada pemeriksaan terbukti telah adanya kompresi atau penekanan pada saraf, maka operasi merupakan terapi yang paling dianjurkan.
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
Read more...

Read More..

Wednesday, May 28, 2008

BAHAYA ROKOK UNTUK KESEHATAN

RACUN PADA ROKOK

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Efek Racun
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):
14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemih
2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.

Batas Aman
Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
Read more...

Read More..

Sunday, May 25, 2008

MANFAAT MENGKUDU BUAT KESEHATAN

MENGKUDU??? HMMM... ENAKNYA DIAPAIN YA??

Siapa yang tidak kenal mengkudu ? Jenis buah ini umumnya dihindari banyak orang karena memiliki bau yang kurang sedap. Namun dibalik itu, mengkudu memiliki khasiat kesehatan. Mengkudu juga dikenal dengan nama Pace, Lengkudu, Noni, Bangkudu, Cangkudu, dan Magic Plant. Buah mengkudu yang telah matang berwarna putih dan lunak. Tanaman mengkudu termasuk tumbuhan dari keluarga kopi-kopian (Rubiceae) merupakan tanaman daerah yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh. Salah satu khasiat buah mengkudu yang sampai sekarang masih dimanfaatkan orang sebagai jamu tradisional ialah mengobati radang tenggorokan yang menimbulkan demam dan tekanan darah tinggi. Juga radang usus yang menimbulkan efek yang sama dapat diturunkan dengan buah ini.

Mengkudu (Morinda tinctoria; Morinda citrifolia) boleh dijadikan jus untuk diminum.


Buah mengkudu dikenali dengan pelbagai nama mengikut negara.
Contohnya “Noni” (Hawaii, Polynesia); “Nono” (Tahiti); “Lada” (Guam); “Indian Mulberry” (India); “Painkiller tree” (Kepulauan Caribbean); “Nhau” (Sebahagian di Asia Tenggara); “Cheesefruit” (Australia); “Bumbo” (Afrika) dan “”Kura” (Fiji).

Ilmu pengetahuan menyebutnya sebagai Morinda citrifolia. Buah mengkudu yang telah dewasa dapat mencapai ketinggian 20 kaki (sekitar 6 meter). Mengkudu sering dikonsumsi sebagai makanan, hampir semua bagian tanaman mengkudu dapat digunakan untuk jamu juamuan selama ribuan tahun yang lalu mulai dari kepulaun Polinesia dan berbagai wilayah tropis dan sub tropis lainnya.
Para “tabib” Bangsa tradisional Polynesian telah menggunakan mengkudu selama ratusan tahun untuk menolong penyembuhan banyak penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, arthritis/penyakit tulang, penyakit karena pencernaan, bruises,sprains, skin afflictions, kram menstruasi, kondisi aging, dan banyak lagi. Diyakini buah mengkudu sebagai pembersih darah dari bakteri yang berbahaya.

Berikut ini deskripsi buah mengkudu
Pokok Mengkudu ialah pokok malar hijau dengan silara berbentuk kun, tumbuh setinggi 7m.
Daun Daun tersusun dalam pasangan yang bertentangan, dan berbentuk bujur-tirus. Daun berwarma hijau tua berkilat, licin dan hujungnya runcing. Rata rata ukuran daun ialah 30-35 cm panjang dan 13-15 cm lebar. Di setiap pangkal tangkai daun terdapat ketumbuhan berbentuk seperti lidah berwarna hijau berukuran lebih kurang 1.5 cm panjang.

Batang Kulit batang pokok berwarna kelabu dan mempunyai dahan empat segi.
Bunga Bentuk bunga tumbuh pada batang yang bentuknya menyerupai ketuat. Bunga adalah bisexual dan berbau wangi.

Buah Buahnya berisi, jenis biji yang sangat banyak dan berbentuk bujur. Apabila masak buahnya berubah warna menjadi krim keputih-putihan. Bagian yang digunakan Buah, daun dan akar.
Read more...

Read More..

Tuesday, May 20, 2008

ADAPTASI PANAS TUBUH

EKOLOGI MANUSIA, ADAPTASI PANAS
DAN SISTEM KEPERCAYAAN
SYNDROM PANAS- DINGIN YUCATAN

Diterjemahkan oleh: Linda Yani
Dari Sumber: Jhon M. McCullough

Hal penting pada saat manusia mengalami stress maka suhu tubuh akan panas dan ini merupakan fakta yang perlu diketahui, sebagai contoh pada tubuh manusia normalnya adalah 37°C atau kenaikannya 5°C dari batas normal. Selama manusia hidup dan bekerja maka panas tubuh akan meningkat lebih dari normal. Sebagian besar penelitian mencatat stress panas di Tucal, Yucatan, Mexico (McCullough, 1972). Dan dapat diperoleh data secara spesifik dari data tesebut.

Kondisi puncak di pedesaan Yucatan tiap harinya bisa mencapai suhu 38°C/ 39°C di tempat teduh selama musim kering dengan radius temperatur mencapai 60°C. ketika musim hujan biasanya dingin, dengan suhu 36°C tapi dengan rata- rata kenaikan relatif lembab. Iklim semacam ini dapat mengembangkan tanaman gandum dan hasil panen lainnya, mendirikan piramida. Dan sebagai alat ukur kehidupan ekonomi dasar dengan menggunakan metode penghitungan. Ternyata, suhu panas merupakan faktor penting kehidupan masyarakat Yucatan. Factor morfologi dan physiology mengadaptasi panas di Yucatan merupakan bahan perbincangan siapapun (McCullough, 1972), dan perhatian disini menyangkut adaptasi perilaku panas sebagai pengaruh dari system kepercayaan masyarakat setempat atau pedesaan dan menyebutnya dengan “panas- Dingin” (2) syndrom (Currier, 1996)
Syndrom “panas- dingin” merupakan kategori objek dan proses, khususnya berhubungan dengan makanan dan kesehatan, termasuk tipe “panas” dan “dingin”. Dengan peningkatan diatas keseimbangan “panas” dan “dingin” dalam tubuh manusia. Syndrom ini mengetahui untuk area lingkungan sekitar dan untuk mengetahui dengan adanya perbedaan budaya anthropologi terkait dengan kesehatan (Bonfil Batalla, 1962), prinsip physiologi (Redfield & Villa Rojas, 1934), alas an budaya sebagai realita physiologi (Currier, 1966), atau sebagai budaya dan fenomena sejarah (Foster, 1953, 1960; Rubel 1960; Ingham 1970). Sugesti ini merupakan sindrom penting dalam factor di adapatasi perilaku terhadap panas di Maya Yucatan, jika alas an tersebut adalah perilaku maka bukan dasar pshyologi. Gambaran budaya syndrom “panas- dingin” di Maya Yucatan dapat menggambarkan penduduk setempat (McCullough, 1972; Bonfil Batalla 1962; Redfield dan Villa Rojas 1934).

Pusat syndrom “panas- dingin” adalah konsep “panas” dan “dingin”, dan keseimbangan musim. Berdasarkan penelitian Ingham (1970) mencatatnya secara menyeluruh, panas dan dingin merupakan beda definisi. Mereka secara tidak langsung mengkaitkan dengan mengukur kondisi temperatur dengan menggunakan termometer, sebagai persamaannya dengan kategori makanan (Redfield dan Villa Roijes 1934; Bonfill Batalla 1962). Mereka menghubungkan dengan definisi “kedinginan” atau “kepanansan”. Alasannya dengan kategori tersebut dengan persepsi individu, secara langsung bagaimana makanan mempengaruhi tubuh manusia. Pada keadaan dingin butuh makan karena mereka menganggap dingin dapat meningkatkan lemak tubuh.
Kondisi hangat memungkinkan dapat berfikir, seseorang dapat meningkatkan hangat tubuh atau suhu tubuhnya.
Hal penting pada Syndrom panas dingin dalam perubahan perilaku untuk suhu panas sebagai tolak ukurnya; bersama, mereka membentuk latar belakang konsep untuk adapatsi perilaku, sebagai berikut:
1. Ukuran air garam, seseorang bekerja untuk dapat meningkatkan “panas” dari sinar matahari dan mengerjakannya sendiri. Hal tersebut dapat meningkatkan cairan dalam tubuh, tapi air sebagai substansi panas, dengan air maka dapat mengurangi efek terhadap masalah tesebut sehingga dapat mendinginkan seseorang dan menghasilkan keseimbangan dalam tubuh.
2. Ukuran perlindungan dingin, bekerja dan sinar matahari membuat suhu menjadi panas, seseorang yang bekerja akan meningkatkan suhu tubuh dan meminimalkan penyakit dengan penyerapan keringat. Mereka harus duduk diluar rumah untuk mendingnkan suhu tubuh setelah bekerja. Pada saat kedinginan dan penguapan keringat maka hal itu dapat mengurangi kelelahan dan penyakit .
3. Ukuran kecepatan berjalan, semua pekerjaan apabila dikerjakan secara cepat dapat meningkatkan suhu tubuh, ini memungkinkan ketidakseimbangan antara panas. Seseorang jika bekerja dipengaruhi oleh jarak dan waktu, menggunakan perjam berjalan antara 4 km. Ini dapat dipertahankan 2 sampai dengan 4 jam setiap harinya, dilakukan pada saat musim hujan, ketika berjalan, seseorang tidak dapat berhenti atau istirahat sejenak untuk menghasilkan panas dan mencegah sakit. Seorang petani bekerja sejak pagi hari dapat mengembangkan kesehatnnya secara menyeluruh.

Ukuran tersebut secara umum menggambarkan ukuran phroplastik yang dapat mengurangi bahaya ekek panas. Di dalam ilmu medis pernah didiskusikan oleh Leithed dan Lind (1964) sebagai reaksi dari tanda bahaya, dan penyakit sepertiu henti panas, pembengkakan akibat panas, gonorhoe, dan neurusathenia tropical seringkali menyerang pada gejala awal dan serius. Hal tersebut lebih dari 2 kasus pernah ditemukan pada pabrik industri yang dapat menimbulkan nyeri hebat serta dapat mengakibatkan fatal apabila tidak mendapatkan perawatan medis. Kejadian ini dapat menimbulkan kramp dan stroke.

Panas kramp ini merupakan karakteristik ditandai dengan adanya nyeri spasme karena adanya voluntary otot akibat dari kerja keras yang berlebihan dalam lingkungan yang panas (Leithead dan Lind 1964; 170- 177). Dan sevara umum mengakibatkan strike dan kranp sebelum melakukan pekerjaan. Factor lain yang mengakibatkan kramp adalah adanya desakan atau peningkatan udara dingin, seperti mandi, minum air dingin setelah melakukan kegiatan atau bekerja. Lebih efektif perawatan panas kramp adalah injeksi intravena atau therapy Saline, penggunaan obat oral. Panas kramp lebih mudah jika diberikan dengan cara ditingkatkan intake garam atau reduksi cairan non garam selama bekerja dan penyempitan setelah bekerja atau selama mengkonsumsi makanan.
Heatstoke juga disamakan dengan adanya peningkatan thermoregulator, biasanya diikuti denfan peningkatan panas lingkungan. Dengan karakteristik system saraf pusat, temperratur anus lebih dari 40,6°C dan seringkali mengalami kekurangan cairan (Leithead dan Lind 1964; 170- 177)..
Ukuran panas dingin sangat menjadi penting untuk epedemiologi dan alasan evolusi. Pemantauan efektif perilaku untuk mengukur panas dingin akan menghasilkan penurunan insiden penanaman pada petani untuk setiap harinya dengan aktivitas. Juga, karena cara jalan cepat efektif hubungannya dengan morphologi dan physiologi dibawah kondisi panas akibat stress (McCullough, 1972). Dan hal ini akan sangat tidak mungkin juika Syndrom panas dingin dapat diukur sebagai pengaruh dari operasi seleksi alami komponen tubuh manusia untuk kepentingan regulasi panas. Read more...

Read More..

Sunday, January 20, 2008

PERAWATAN PERIOPERATIF



PERAWATAN PERIOPERASI

LATIHAN NAFAS DALAM DAN BATUK PADA PREOPERASI

Pengertian :
Suatu tindakan pendidikan kesehatan yang diajarkan kepada klien sebelum operasi (dalam periode preoperasi).\

Tujuan :
· Mencegah terjadinya komplikasi paru-paru akibat pemberian anestesi
· Membantu paru-paru berkembang dan mencegah terjadinya akumulasi sekresi yang terjadi setelah anestesi.

Prosedur kerja
Metode latihan nafas dalam dan batuk mengikuti hal-hal dibawah ini :
a. Tidur dengan posisi semi fowler atau fowler penuh dengan lutut fleksi, abdomen relak dan dada ekspansi penuh.
b. Letakan tangan diatas perut.
c. Bernafas pelan melalui hidung dengan membiarkan dada ekspansi dan rasakan perut mengempis dengan tangan yang ada diatasnya.
d. Tahan nafas selama 3 detik.
e. Keluarkan nafas melalui bibir yang terbuka sedikit secara pelan-pelan (abdomen/perut kontraksi dengan inspirasi).
f. Tarik dan keluarkan nafas 3 kali, kemudian setelah inspirasi diikuti dengan batuk yang kuat/keras bila untuk mengeluarkan secret.
g. Istirahat
h. Ulangi tahap c dan g

Hal yang diperhatika perawat
· Jika ada insisi dibagia thorax dan abdomen, pasien dapat di pasang gurita atau di tekan dengan bantal untuk mengurang pergerakan saat batuk.
· Lakukan latihan ini segera setelah operasi bila keadaan memungkinkan. Untuk pasien yang mempunyai masalah pernafasan misalnya penyakit pernafasan kronis diperlukan latihan ini setiap jam.

LATIHAN KAKI
Pengertian :
Suatu tindakan latihan persiapan fisik yang diajarkan ke pasien pada saat periode sebelum operasi (pre operasi).

Tujuan :
· Memperlancar peredaran darah
· Mencegah vena statis
· Mempertahankan tonus otot

Prosedur pelaksanaan
Ajarkan pada pasien tiga bentuk latihan yang berisi tentang kontraksi dan relaksasi otot quadriceps (vastus intermedius, vastus lateralis, rectus femoris dan vastus medialis) dan otot gastroknemius.
A. Lakukan dorsifikasi dan flantar fleksi pada kaki. Latihan kadang-kadang diberiakan seperti dalam keadaan memompa. Gerakan ini akan membuat kontrksi dan relaksasi pada otot betis.
Latihan kaki menolong mencegah terjadinya thrombophlebitis dan vena statis.
B. Fleksi dan ekstensi pada lutut dan penekanan kembali lutut kedalam bed. Instruksi pasien untuk memulai latihan segera setelah operasi sesuai dengan kemampuannya.
C. Naikkan dan turunkan kaki dari permukaan bed. Ekstensikan lutut untuk menggerakan kaki. Latihan ini menimbulkan kontraksi dan relaksasi otot quadriceps. Awasi pasien dalam melakukan latihan kurang lebih satu jam setiap bangun tidur, dengan catatan frekuensi latihan tergantung kondisi pasien. Jelaskan pada pasien bahwa dengan kontraksi otot akan memperlancar peredaran darah.


PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN (MENCUKUR)

Pengertian :
Pencukur rambut dilakukan untuk menghilangkan rambut tubuh yang menjadi tempat mikroorganisme dan menghambat pandangan lengan pembedahan.

Tujuan :
· Mencegah terjadinya infeksi
· Menurunkan angka terjadinya injuri saat operasi.

Persiapan alat :
· Alat cukur listrik
· Gunting
· Handuk
· Bola kapas
· Aplikator (jika diperlukan)
· Larutan antiseptik (tidak menjadi keharusan)
· Lampu portable
· Selimut mandi



Prosedur :
1) Inspeksi kondisi umum kulit bila terjadi lesi, iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran seharusnya tidak dilakukan.
Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terhadap infeksi luka pasca operasi
2) Tinjau kembali pesanan dokter untuk memastikan area yang akan dipotong. (tinjau prosedur ruang operasi sesuai kebijakan institusi) area luas untuk pemotongan rambut tergantung pada tempat insisi, tempat pembedahan, dan pilihan dokter.
3) Jelaskan mengenai prosedur dan rasionalisasinya untuk pemotongan rambut diatas permukaan yang luas.
Meningkatkan kerja sama dan meminimalkan ansietas karena klien dapat berpikir insisi akan seluas tempat pemotongan rambut.
4) Cuci tangan
Mengurangi transmisi infeksi.
5) Tutup pintu ruangan atau tirai tempat tidur memberikan privasi pada klien
6) Atur posisi tempat tidur yang sesuai(tempat tidur di tinggikan) menghindari bekerja sambil membungkuk dalam waktu yang lama.
7) Atur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi pembedahan
Pemotongan rambut dan persiapan kulit dapat memrlukan waktu beberapa menit. Perawat harus memiliki kemudahan akses untuk area yang sulit dicapai.
8) Keringkan area yang dipotong dengan handuk.
Menghilangkan lembaban, yang mempengaruhi kebersihan potongan dari pemotongan.
9) Pegang pemotongan pada tangan dominan, sekitar 1 cm diatas kulit, dan gunting rambut pada arah tumbuhnya.
Mencegah penarikan rambut dan abrasi kulit
10) Atur selimut sesuai kebutuhan.
Mencegah pemajangan bagian tubuh yang tidak perlu
11) Dengan ringan, sikat rambut yang tercukur dengan handuk
Menghilangkan rambut yang terkontaminasi dan meningkatkan kenyamanan klien memperbaiki penglihatan terhadap area yang dipotong
12) Bila memotong area diatas permukaan tubuh (missal umbilicus atau lipat paha) bersihkan lipatan dengan aplikator berujung kapas yang telah dicelupkan ke arah larutan antiseptik, kemudian dikeringkan.
Menghilangkan secret, kotoran, dan sisa potongan rambut, yang menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme.
13) Berikan klien bahwa prosedur telah selesai. Menghilangkan ansietas klien
14) Bersihkan dan rapikan peralatan sesuai kebijakan institusi, buang sarung tangan. Pembuangan peralatan yang kotor sesuai tempatnya mencegah penyebaran infeksi dan mengurangi resiko cidera.
15) Inspeksi kondisi kulit setelah menyelesaikan pemotongan rambut
Menentukan bila terdapat sisa rambut atau bila kulit terpotong
16) Dokumentasikan prosedur, area yang dipotong atau dicukur, dan kondisi kulit sebelum dan sesudah tindakan pada catatan perawatan
Mendokumentasikan prosedur yang dilakukan dan kondisi kulit sebelum pembedahan.

Hal yang perlu diperhatikan perawat
Lakukan kewaspadaan ekstra bila klien memiliki kecenderungan perdarahan sebelumnya seperti pada leukemia, anemia aplikasi, atau hemofilia atau telah menerima terapi anti koagulan.
Bila klien memiliki kecenderungan perdarahan atau pada terapi antikoagulan, pencukuran kering mungkin dianjurkan.


Penyuluhan klien
· Jelaskan tujuan pencukuran, dan pentingnya untuk keselamatan klien.
· Klien harus memahami bahwa pencukuran permukaan kulit lebih luas dari pada area pembedahan yang sesungguhnya.


MERAWAT LUKA

MERAWAT LUKA TERDIRI DARI :
1. Mengganti balutan kering
2. mengganti balutan basah ke kering
3. irigasi luka
4. perawatan dekubitus

pengertian :
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

Tujuan :
· menjaga luka dari trauma
· immobilisasi luka
· mencegah perdarahan
· mencegah kontaminasi oleh kuman
· mengabsorbsi drainase
· meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

Indikasi perawatan luka :
· balutan kotor dan basah akibat eksternal
· ada rembesan eksudat
· ingin mengkaji keadaan luka
· dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.

1) Mengganti Balutan Kering/Luka Jahit Post Operasi
Tujuan :
Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme.

Indikasi :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.

Persiapan alat :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril
o Sarung tangan steril
o Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
o Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
o Balutan kasa dan kasa steril
o Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
o Salep antiseptik (bila dipesankan)
o Depress
o Lidi waten
· Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
· Gunting perban
· Larutan garam fisiologis
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
· Kantung tanah air untuk sampah(bengkok 2 berisi lisol dan kosong)
· Selimut mandi
· Perlak pengalas
· Pengangkat perekat (tidak menjadi keharusan)
· Alat pengukur luka (tidak menjadi keharusan)

Prosedur pelaksanaan
1) Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan.
2) Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan membuka peralatan)
Menjegah kesempatan merusak teknik steril dengan kelalaian tak disengaja pada peralatan yang diperlukan.
3) Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan diatasnya. Letakan kantung dalam jangkauan area kerja anda/letakkan bengkok dekat pasien.
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4) Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka. Memberikan klien privasi dan mengurangi udara yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
5) Bantu klien pada posisi nyaman dan selimut mandi pasien hanya untuk memamparkan tempt luka. Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama pengantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang tidak perlu
6) Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganiosme yang tinggal dipermukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpapar
7) Pasang perlak pengalas
8) Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau balutan dengan pingset.
Sarung tangan mencegah trasmisi organisme dari balutan kotor pada tangan anda
9) Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan, (bila masih terdapat plester pada kulit, ini dapat dibersihkan dengan aseton/bensin)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
10) Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
Penampilan draenasi dapat mengganggu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati dari balutan mencegah penarikan tak disengaja pada drain
11) Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.
Mencegah kerusakan perumukaan epidermal
12) Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
Memberikan perkiraan hilangnya drainase dan pengkajian kondisi Luka
13) Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang tepat. (bengkok lisol).
Prosedur mengurangi transmisi mikroorganisme untuk orang lain.
14) Buka bak instrumen balutan steril atau secara individual tertutup bahan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien. Balutan, gunting, dan pinset harus tetep pada bak instrumen steril atau dapat ditempatkan pada penutup steril yang terbuka digunakan sebagai area steril atau diatas kasa steril.
Balutan steril dan bahan tetap steril saat atau dalam permukaan steril. Persiapan semua bahan mencegah merusak teknik selama mengganti balutan actual.
15) Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan antiseptik, ulangi persiapan bahan.
Cairan bergerak melalui bahan dengan aksi kapiler. Mikroorganisme menjalar dari lingkungan tidak steril di atas meja atau linen tempat tidur menembus kemasan balutan ke balutan itu sendiri.
16) Kenakan sarung tangan steril
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa menyebabkan kontaminasi.
17) Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter drainase. (palpasi luka, bila perlu dengan bagian tangan non dominan, yang tidak akan menyentuh bahan steril).
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau dreinase mengkontaminasi sarung tangan).
18) Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diserapkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang basahi dalam larutan dengan pinset. Gunakan satu kasa untuk. Setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurangterkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka.
Penggunaan pinset mencegah kontaminasi jari yang memakai sarung tangan. Arah tekanan pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
19) Gunakan kasa baru untuk mengeringi luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada langkah 18
Mencegah kelembaban pada tempat luka, yang akhirnya dapat menjadi tempat tumbuh mikroorganisme.


20)Berikan salep antibiotik bila dipasankan, gunakan teknik seperti langkah pada pembersihan. Jangan di oleskan ditempat drainase
Pengolesan yang di arahkan langsung pada balutan atau drainase dapat menghambat drainase.
21) Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka
· Pasang satu kasa setiap kali.
Mencegah pemasangan balutan besar yang dapat mengganggu gerakan klien, dan memastikan penutupan luka keseluruhan.
· Pasang kasa sebagai lapisan kontak.
Meningkatkan absorbsi tepat terhadap drainase
· Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa kotak untuk dipasangkan disekitarnya.
Balutan sekitar drain mengamankan letak drain dan mengobservasi drainase
· Pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
Melindungi luka dari masuknya mikroorganisme.
22)Gunakan plester di atas balutan, amankan dengan ikatan atau balutan.
Memberikan dukungan pada luka dan menjamin penutupan lengkap dengan pamaparan minimal pada mikroorganisme.
23)Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
24)Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
Lingkungan yang bersih meningkatkan kenyamanan klien.
25)Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
26)Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.
Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu memberitahukan personal adanya perubahan personel adanya perubahan pada kondisi luka dan status klien.

Hal yang diperhatikan perawat
· Saat melepaskan atau memasang balutan, perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik drain.
· Bila luka kering dan utuh, penyembuhan mungkin optimal dengan pemaparannya pada udara. Hubungi dokter untuk intruksi penghentian penggantian balutan luka.
· Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat resiko kontaminasi okuler, seperti cipratan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien sering pulang dengan balutan yang mongering. Klien atau keluarganya diintruksikan tentang teknik mencuci tangan, pembersihan luka, dan pembuangan balutan kotor yang tepat. Tindakan ini memerlukan teknik yang steril.

Pertimbangan pediarti
Bila balutan memang benar-benar diperlukan pada bayi atau anak kecil, perawat harus memasukkan aktivitas bermain ke dalam rencana keperawatannya sehingga kesempatan anak untuk melepaskan balutan akan minimal.

Pertimbangan Geriatri
Kulit klien lansia normalnya tidak elastis dan tipis. Oleh karenanya lakukan perawatan khusus, ketika melepaskan plester.


MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING

Pengertian :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.

Indikasi :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.

Tujuan :
· Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
· Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
· Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.

Persiapan Alat :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
o Sarung tangan steril
o Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
o Depress
o Lidi waten
o Balutan kasa dan kasa steril
o Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
o Salep antiseptik (tidak menjadi keharusan)
· Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
· Normal salin
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
· Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
· Selimut mandi
· Aseton/bensin (tidak menjadi keharusan)
· Bantalan tahan air/perlak pengalas
· Gunting perban

Prosedur palaksanaan
1) Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
2) Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur(jangan membuka perlatan)
Mencegah kesempatan merusak teknik steril dengan kelalaian tak disengaja pada peralatan yang di perlukan.
3) Ambil kantung sekali pakai dan buat balutan diatasnya. Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda/letakkan bengkok didekat pasien.
Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril untuk membuang balutan kotor.
4) Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka.
Memberikan klien privasi dan mengurangi udara yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
5) Bantu pasien pada posisi nyaman dan selimut madi pasien hanya untuk memaparkan temapt luka. Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
Gerakan tiba-tiba dari klien selama penggantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang tidak perlu.
6) Cuci tangan secara menyeluruh
Menghilangkan mikroorganisme yang tinggal di permukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpapar.
7) Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas.
Mencegah mengotori linen tempat tidur.
8) Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban.
Sarung tangan mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan dari balutan kotor tangan pada anda.
9) Lepaskan plester dengan melaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan (bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aseton/bensin)
Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
10) Dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, permukaan bawah balutan yang kotor jauhkan dari penglihatan klien.
Catatan : bila terpasang drain, lepaskan satu lapis setiap kali.
Penampilan balutan dapat menganggu klien secara emosional. Pengambilan balutan dengan hati-hati mencegah penarikan drain secara tidak sengaja.
11) Bila balutan merekat pada jaringan dibawahnya, jangan dibasahi. Perlahan bebaskan balutan dari eksudat yang mongering. Ingatkan klien tentang penarikan dan ketidaknyamanan.
Pembalutan basah dan kering dibuat untuk luka bersih terkontaminasi atau luka terinfeksi dengan debridemen jaringan nekrotik dan eksudat.
12) Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
Menghilangkan pikiran kehilangan drainase dan pengkajian kondisi luka.
13) Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hidari kontaminasi permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan sekali pakai dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada tempat yang telah disediakan
Mengurangi transmisi mikroorganisme ke orang lain.
14) Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil.
Lapiskan kasa yang bersentuhan dengan luka harus terbasahi secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan absorbsi balutan.
15) Enakan sarung tangan
Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa mengkontaminasi dengan mikroorganisme.
16) Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase. (palpasi luka, bila perlu, dengan bagian non dominan anda yang tidak akan menyentuh peralatan steril).
Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase mengkontaminasi sarung tangan).
17) Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin. Pegang kasa yang telah dibasahi dengan larutan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap tekanan pembersihan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Bergerak dalam tekanan progresif menjauh dari garis insisi ataupun tepi luka.
Penggunaan pinset mencegah terjadinya kontaminasi jari anda yang menggunakan sarung tangan. Arah pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
18) Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah.
Kasa basah mengabsorbsi drainase dan melekat pada debris. Pemasangan kasa sehingga secara merata didistribusikan pada permukaan luka.
19) Pasang kasa steril kering diatas kasa basah.
Lapisan kering bekerja sebagai lapisan absorben untuk menarik kelembaban dari permukaan luka.
20)Tutup dengan kasa, asang lester di atas bantalan atau amankan dengan, perban, atau pengikat.
Kasa atau bantalan melindungi luka dari masuknya mikroorganisme.
Memberikan penyangga pada luka dan menjamin penutupan luka dengan sempurna untuk meminimalkan pemajanan terhadap mikroorganisme
Meningkatkan perasaan sejahtera klien
21) Bantu klien pada posisi nyaman.
Meningkatkan transmisi mikroorganisme.
22) Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
23)Catat pada catatan perawatan dari observasi luka, balutan drainase, dan respon klien.
Dokumentasi akurat dan tepat waktu memberitahukan personil adanya perubahan kondisi luka dan status klien.
Hal yang di perhatikan perawat
· Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering yang baru dapat menyebabkan klien merasa nyeri.
· Perawat harus memberikkan analgesik dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek obat.
· Pelindung mata harus digunakan bila terdapat resiko adanya kontaminasi okuler, seperti percikan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien bisanya tidak dipulangkan ke rumah semantara masih diperlukan panggantian bahan balutan basah kering. Klien dapat diajarkan tentang parawatan luka untuk mengantisipasi penggunaan balutan kering di rumah.

Pertimbangan pediarti
Ada baiknya untuk menguatkan balutan basah kering dengan gulungan kasa untuk mencegah lepas secara tidak sengaja oleh anak usia bermain yang aktif. Kapanpun mungkin, kuatkan balutan tetapi tidak mengikat anak.

Pertimbangan Geriatri
Kulit klien lansia normalny tipis dan tidak elastis. Gunakan perawatan khusus, dalam melepaskan plester.

IRIGASI LUKA

Pengertian :
Suatu tindakan pembersihan secara mekanis dengan larutan isotonic atau pengangkatan fisik terhadap jaringan debris, benda asing atau eksudat dengan kasa atau dengan spuit.

Tujuan :
· Menghilangkan esudat dan debris, benda asing dari luka yang lambat sembuh.
· Memberikan panas pada area yang sakit.
· Untuk meningkatkan penembuhan atau memudahkan pengolesan obat luka

Peralatan :
· Bak instrumen steril berisi : pensit 2, kasa steril, gunting, lidi waten
· Larutan irigasi (200 sampai 500 ml sesuai pesanan) dihangatkan pada suhu tubuh (37-40 derajat C).
· Spuit irigasi steril (kateter karet merah steril sebagai penghubung untuk luka dalam lubang kecil)
· Kom balutan steril dan peralatan untuk mengganti balutan
· Bantalan tahan air/perlak pengalas
· Jeli pelumas dan spatel lidah (tidak menjadi keharusan)
· Bengkok
· Pinset/forcep
· Sarung tangan steril dan bersih

Prosedur pelaksanaan :
1) Jalaskan prosedur pada klien. Gambarkan sensasi yang akan di rasakan selama irigasi. Ansietas klien akan di kurangi melalui kesadaran tentang apa yang akan terjadi selam prosedur dan perasaan apa yang dirasakan

2) Susun peralatan di samping tempat tidur.
Mencegah merusak prosedur
3) Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir dari bagian atas tepi luka ke bagian dalam kom yang diletakkan di bawah luka
Aliran cairan dipengaruhi gravitasi dari area yang kurang terkontaminasi e area yang terkontaminasi.
4) Letakkan perak pengalas di bawah luka klien
Mencegah mengotori linen tempat tidur.
5) Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
6) Kenakan sarung tangan bersih sakali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban. Sarung tangan mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan kotor ke tangan anda.
7) Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menariknya perlahan, sejajar dengan kulit dan ke arah balutan. (bila perekat masih tersisa di kulit, dihilangkan dengan menggunakan larutan aseton/bensin).
Mengurangi tegangan pada garis jahitan atau tepi luka.
8) Dengan tangan anda yang telah memakai sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan bagian bawah yang kotor jauh dari
penglihatan klien. Lepaskan satu demi satu balutan.
Penampilan drainase dapat menggangu klien secara emosional. Pengangkatan balutan dengan hati-hati mencegah tertariknya drain secara tak sengaja.
9) Bila balutan lengket ke luka, lepaskan dengan meneteskan normal salin steril mencegah kerusakan permukaan epidermal.
10) Observasi karakter dan jumlah drainage pada balutan.
Memberikkan perkiraan hilangnya drainage dan pengkajian perawatan luka.
11) Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di tempat yang telah disediakan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme pada orang lain.
12) Siapkan peralatan steril. Buka kom dan tuangkan larutan (volume bervariasi tergantung ukuran luka dan banyaknya drainage). Buka spuit dan siapkan bak instrumen. Pakai sarung tanagn steril.
Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka.
13) Letakkan bengkok bersih menempel kulit klien di bawah insisi atau letak luka.
Menampung larutan pengirigasi yang terkontaminasi.
14) Hisap larutan ke dalam spuit. Saat memegang ujung spuit tepat di atas luka. Irigasi dengan perlahan tetapi secara kontinue dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainage dan debris. Hindari menyemburkan atau menyemprotkan larutan. Irigasi tepat di atas luka.
Irigasi secara mekanik mengangkat drainage dan debris. Lokalisasi atau depresi di dasar luka dapat dengan mudah menampung debris.
15) Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang mengalir ke dalam bengkok memastikan bahwa semua debris telah terbuang.
16) Dengan kasa steril, keringkan tepi luka. Bersihkan dengan progresif menekan dari garis insisi atau tepi luka.
Mengeringkan basah yang berlebihan, yang dapat menjadi media untuk pertumbuhan mikroorganisme atau sebagai pengirigasi kulit.
17) Pasang balutan steril
Balutan steril mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka.
18) Bantu klien untuk posisi yang nyaman.
Meningkatkan kenyamanan klien.
19) Bereskan peralatan dan cuci tangan.
Mengontrol transfer mikroorganisme.
20) Catat pada catatan perawat volume dan tipe larutan, karakteristik drainage, penampilan luka, dan respon klien.
Pencatatan tepat waktu akan memberikan dokumentasi terapi akan kemajuan penyembuhan luka.

Hal yang di perhatikan perawat
· Bila terpasang drain, lepaskan lapisan balutan satu persatu sehingga tidak terjadi penarikan drain tidak disengaja.
· Jangan paksa menyemprotkan irigasi ke dalam luka yang tidak tampak. Anda dapat merusak jaringan.
· Pelindung mata harus dipakai bila terdapat resiko kontaminasi okuler, seperti cipratan dari luka.

Penyuluhan klien
Klien biasanya tidak dipulangkan ke rumah bila masih di perlukan irigasi. Namun demikian, instruksikan klien tentang prosedur irigasi luka sehingga ia dapat memantau kemajuan penyembuhannya. Selain itu, instruksi dini membantu klien dan keluarganya menyiapkan kepulangan dan keperawatan rumah yang diperlukan.

Pertimbangan pediatric
Bila anak tidak mampu untuk tidak diam selama prosedur, ada baiknya untuk meminta bantuan perawat lain atau orang tua untuk melakukan aktivitas bermainan seperti membaca, menyanyi, atau membacakan cerita. Berhati-hatilah dalam menggunakan restrain.


MENGANGKAT JAHITAN

Pengertian :
Suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya di lakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi).

Tujuan :
· Mempercepat proses penyembuhan luka
· Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alenium



Persiapan alat :
1) Set angkat jahitan steril berisi pinset sirugis 2, anatomis 1, gunting hatting up, lidi waten, kasa dalam bak instrumen steril
2) Bengkok berisi lisol 2-3 %
3) Kapas balut
4) Korentang
5) Gunting plester
6) Plester
7) Bensin
8) Alcohol 70 %
9) Bethadin 10 %
10) Kantung balutan kotor/bengkok kosong

Prosedur pelaksanaan
1) Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Mendekatkan alat ke dekat pasien
3) Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
4) Perawat mencuci tangan
5) Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau.
6) Membuka set angkat jahitan secara steril
7) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan kotor.
8) Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
9) Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi dengan betadhin solution 10 %.
10) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
11) Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
12) Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
13) Merapikan pasien
14) Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
15) Perawat mencuci tangan
16) Mencatat pada catatan perawatan.

Hal yang diperhatikan perawat
· Cermat dalam menjaga kesterilan
· Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan
· Peka terhadap privasi klien
· Teknik pengangkatan jahitan disesuaikan tipe jahitan
3. PERAWATAN DEKUBITUS

Pengertian :
Perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada bagian-bagian tubuh sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrose jaringan tubuh.

Penyebab Dekubitus :
1) Tekanan yang lama/terus menerus pada posisi yang sama
2) Iritasi jaringan tubuh yang disebabkan oleh feces urine atau keringat
3) Kain alas tempat tidur yang tidak licin.

Tujuan :
· Merangsang peredaran darah
· Memberikan perasaan nyaman pada penderita
· Mempercepat penyembuhan luka

Persiapan alat :
· Baskom
· Sabun
· Air
· Agen pembersih atau agen topical yang diresepkan
· Balutan yang dipasankan
· Pelindung kulit
· Lidi waten
· Plester hipoalergik atau balutan adesif (hipalik)
· Sarung tangan
· Alat pengukur luka (tidak menjadi keharusan)

Prosedur pelaksanaan
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Mengurangi transmisi patogen yang berasal dari darah. Sarung tangan harus digunakan saat memegang bahan-bahan berair dari cairan tubuh
2) Tutup pintu ruangan atau gorden tempat tidur
Mempertahankan privasi klien.
3) Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan kulit sekitar mudah dilihat.
Area dapat di akses untuk membersihkan luka dan kulit sekitar
4) Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka kondisi kulit dapat mengindikasikan kerusakan jaringan progresif.
· Perhatikan warna, kelembaban dan penampilan kulit sekitar luka kelembaban terus menerus menyebabkan maserasi
· Ukur diameter luka yang dapat di gunakan
Memberikan suatu pengukuran obyektif ukuran luka. Dapat menentukan tipe balutan yang dipilih : area permukaan panjang dan lebar.
· Ukur kedalaman luka dekubitus denganmenggunakan aplikator berujung kapas atau alat lain yang memungkinkan pengukuran kedalaman luka pengukuran kedalaman adalah penting untuk menentukan volume luka meskipun permukaan area sangat adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada ulkus derajat satu dan dua, volume lebih adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada luka dengan derajat lebih dalam 3 sampai 4.
· Ukur kedalaman lubang kulit dengan nekrosis jaringan. Gunakan aplikator berujung kapas steril dan dengan lembut tekantepi luka
Lubang menunjukan kehilangan jaringan dibawahnya lebih besar dari kulit.
Lubang mengidikasikan nekrosis jaringan progresif.
5) Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun. Cuci secara menyeluruh dengan air.
Pembersihan permukaankulit mengurangi jumlah bakteri yang menetap. Sabun dapat mengiritasi kulit.
6) Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan menekan-nekankan dengan handuk
Kelembabaan tererus menerus menyebabakan maserasi lapisan kulit
7) Gunakan sarung tangan steril
Teknik aseptic harus dipertahankan membersihkan, mengukur dan memasang balutan (periksa kebijakan institusional mengenai menggunaan sarung tanagn bersih atau steril)
8) Bersihkan luka secara menyerluruh dengan cairan normal salin atau agen pembersih
Menghilangkan debris yang terkelupas dari luka. Sebelumnya dibutuhkan perendaman dengan enzim untuk pengakatan.
· Gunakan semprit irigasi untuk luka yang dalam
9) Gunakan agen topikal bila diresepkan :
Enzim-enzim :
· Pertahan sarung tangan steril oleskan sejumlah kecil salep enzim pada telapak tangan
Tidak memerlukan salep yang terlalu banyak. Lapisan yang tipis mengabsorbsi dan kerja lebih efektif. Kelebihan obat dapat mengiritasi kulit sekitarnya. Gunakan hanya pada area yang nekrotik
· Ratakan obat dengan menggosok telapak tangan kuat-kuat
Membuat salep lebih mudah dioleskan pada luka
· Oleskan salep dengan tipis secara merata diatas luka nekrotik. Jangan oleskan enzim pada kulit sekitar luka
Penyebaran salep yang tepat menjamin kerja yang efektif. Enzim dapat menyebabkan luka bakar, parestesia dan dermatitis pada kulit sekitar
· Basahi kasa balutan dengan cairan garam faal dan tempelkan langsung pada luka
Melindungi luka, mempertahankan permukaan lembab mengurangi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan. Sel kulit secara normal hidup dalam lingkungan yang lembab
· Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan dan plester dengan baik mencegah bakteri masuk kedalam balutan yang lembab.
Atiseptik :
· Luka dalam : berikan salep antiseptik pada tangan dengan sarung tangan dominan dan oleskan secara merata salep disekitar luka (hindari penyebaran kontaminasi bila area terinfeksi).
Salep antiseptik menyebabkan iritasi jaringan minimal. Semua permukaan luka harus tertutup untuk mengontrol pertumbuhan bakteri secara efektif.
· Pasang bantalan kasa steril diatas luka dan plester dengan kuat
Melindungi luka dan mencegah hilangnya salep selam berbalik atau merubah posisi.
Agen hidrogel :
· Tutup permukaan luka dengan hidrogel menggunakan aplikator steril atau sarung tangan.
Mempertahankan lembabapan luka sambil mengabsorbsi kelebihan drainage. Mungkin digunakan sebagai karier untuk agen topikal
· Pasang kasa kering yang halus diatas gel untuk menutupi luka dengan sempurna menahan hidrogel diatas permukaan luka adalah absorben.
Kalsium alginat :
· Bungkus luka dengan alginat menggunakan aplikator atau sarung tangan.
Mempertahankan kelembaban luka saat mengabsorbsi kelembaban drainage
· Gunakan kasa kering yang halus atau hidrokoloid diatas alginat
Mempertahankan alginat diatas permukaan luka.
10) Ubah posisi klien dengan nyaman tidak pada luka dekubitus
Menghindari lepasnya balutan tanpa disengaja
11) Lepaskan sarung tangan dan bereskan peralatan yang basah, cuci tangan mencegah tranmisi mikroorganisme
12) Catat penampilan luka dan perawatan (tipe agen topikal yang digunakan, balutan yang diginakan dan respon klien pada catatan perawat).
Observasi dasar dan insfeksi berikutnya menunjukan kemajuan penyembuhan mencatat perawatan.
13) Dokumentasi adanya penyimpangan penampilan luka
Penyimpangan kondisi dapat mengindikasikan kebutuhan untuk terapi tambahan.

Hal yang diperhatikan perawat :
· Luka awal cenderung untuk mempunyai batas tidak teratur sejalan dengan berlalunya waktu menjadi halus dan membulat.
· Bila luka besar irigasi, dengan air jernih steril dan semprit irigasi dapat membantu kebersihan luka.

Pertimbangan penyuluhan :
Semua individu yang ikut serta dalam perawatan luka klien harus diajarkan tentang metode yang tepat untuk memberikan perawatan luka.

D. RENDAM DUDUK

Pengertian :
Merendam daerah anus dan sekitarnya serta daerah genetalia.

Tujuan :
· Memberi pengobatan,
· Untuk membersihkan luka,
· Untuk mengurangi rasa sakit

Indikasi :
a. Pasien dengan peradangan
b. Luka terbuka yang kotor pada derah anus dan genetalia
c. Dismenore

Persiapan alat :
1) Bak rendam duduk
2) Termometer air
3) Peniti
4) Handuk
5) Plester
6) Gunting
7) Bak steril tertutup berisi kain kasa dan pinset
8) Cairan obat yang diperlukan, misalnya PK 4 / 1000
9) Selimut mandi
10) Sampiran
11) Perlak pengalas

Prosedur pelaksanaan :
a. Klien diberi tahu tentang tindakan yang akan dikerjakan.
b. Alat-alat disiapkan dan diletakan dekat klien.
c. Sampiran di pasang
d. Perawat mencuci tangan
e. Bak rendam duduk disiapkan kemudian diisi cairan obat sebanyak 1/3 bagian.
f. Ukur suhu cairan dengan menggunakan termometer air dengan suhu 40-43 derajat C.
g. Pasang selimut mandi sampai menutupi seluruh bokong pasien, pakaian bawah pasien dilepaskan.
h. Pakaian pasien bagian atas dilipat dan di beri peniti agar tidak terendam air.
i. Pasien diminta duduk diatas bak selam 10-15 menit.
j. Bila sudah selesai, bokong pasien dikeringkan dengan handuk.
k. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan pinset kemudian luka diplester (lihat dan terapkan teknik perawatan luka)
l. Pakian bawah pasien dirapikan kembali, selimut mandi diangkat.
m. Pasien dianjurkan untuk beristirahat kembali ditempat tidur.
n. Alat-alat dibereskan dan dibersihkan
o. Perawat cuci tangan
p. Dokumentasi keperawatan.
Read more...

Read More..

KOMENTAR ANDA