Showing posts with label JURNAL KESEHATAN. Show all posts
Showing posts with label JURNAL KESEHATAN. Show all posts

Monday, July 6, 2009

ANDA TAHU VERTIGO??? (PUSING TUJUH KELILING.red)

vertigo,..si pusing 7 keliling

Mungkin anda maupun keluarga pernah merasakan pusing seolah-olah anda maupun lingkungan serasa berputar-putar? Inilah yang dinamakan vertigo. Kebanyakan orang membahasakan vertigo dengan istilah pusing tujuh keliling. Vertigo merupakan sebuah gejala, dan bukan merupakan penyakit. Seseorang yang mengalami vertigo merasakan seolah-olah ia merasa berputar, atau seolah-olah benda di sekelilingnya bergerak atau berputar, biasanya disertai dengan mual, muntah, dan kehilangan keseimbangan.

Vertigo subyektif dikatakan bila penderita merasakan dirinya berputar-putar, sedangkan bila ia merasakan lingkungan sekitarnya yang berputar dinamakan vertigo objektif. Vertigo biasanya muncul karena adanya gangguan sistem vestibular (misalnya terdapat gangguan pada struktur telinga bagian dalam, saraf vestibular, batang otak, dan otak kecil/cerebellum). Sistem vestibular bertanggung jawab untuk mengintegrasikan rangsangan terhadap indera dan gerakan tubuh. Selain itu sistem vestibular bertugas menjaga agar suatu obyek ada di fokus penglihatan saat tubuh bergerak. Ketika kepala bergerak, sinyal ditransmisikan ke labirin, yang terdapat di telinga bagian dalam. Labirin kemudian membawa informasi ke saraf vestibular yang kemudian diteruskan ke batang otak dan otak kecil, yang berfungsi mengontrol keseimbangan, postur, dan kordinasi gerak.

Anda yang pernah mengalami vertigo mungkin sering bertanya-tanya, “Mengapa ya saya mengalami vertigo?”
Penyebab vertigo bermacam-macam. Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan pada sistem vestibular perifer (ganguan pada telinga bagian dalam). Pusing juga bisa muncul sebagai akibat dari gangguan sistem vestibular sentral (misalnya saraf vestibular, batang otak, dan otal kecil). Pada beberapa kasus, penyebab vertigo tidak diketahui.

Gangguan vestibular perifer meliputi Benign Paroksimal Positional Vertigo (BPPV; vertigo karena gangguan vestibular perifer yang paling banyak ditemui), sindrom Cogan (terjadi karena ada peradangan pada jaringan ikat di kornea, bisa mengakibatkan vertigo, telinga berdenging dan kehilangan pendengaran), penyakit Ménière (adanya fluktuasi tekanan cairan di dalam telinga/ endolimf sehingga dapat mengakibatkan vertigo, telinga berdenging, dan kehilangan pendengaran). ototoksisitas (keracuanan pada telinga), neuritis vestibular (peradangan pada sel saraf vestibular, dapat disebabkan karena infeksi virus).

Beberapa obat dan zat kimia (seperti timbal, merkuri, timah) dapat menyebabkan ototoksitas, yang mengakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf kranial VIII dan menyebabkan vertigo. Kerusakan dapat bersifat temporer maupun permanen. Penggunaan preparat antibiotik (golongan aminoglikosida, yaitu streptomisin dan gentamisin) jangka panjang maupun penggunaan antineoplastik (misalnya cisplatin maupun carboplatin) dapat menyebabkan ototoksisitas permanen. Konsumsi alkohol, meskipun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan vertigo temporer pada beberapa orang.

Vertigo dapat diatasi dengan beberapa cara, bergantung pada penyebabnya. Jika vertigo terjadi akibat penggunaan obat, maka kurangi dosisnya atau hentikan obat yang diduga sebagai penyebab munculnya vertigo. Pemilihan metode untuk mengatasi vertigo dapat anda konsultasikan dengan dokter anda. Berikut beberapa metode dalam mengatasi vertigo yang mengganggu.

Terapi rehabilitasi vestibular (vestibular rehabilitation therapy/VRT) merupakan terapi fisik untuk menyebuhkan vertigo. Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan, dan mencegah seseorang jatuh dengan mengembalikan fungsi sistem vestibular.

Pada VRT, pasien melakukan latihan agar otak dapat menyesuaikan dan menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini bergantung pada beberapa faktor pasien yang meliputi usia, fungsi kognitif (memori, kemampuan mengikuti pentunjuk), kemampuan kordinasi dan gerak, dan kesehatan pasien secara keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat), serta kekuatan fisik. Dalam VRT, pasien yang datang ke dokter, akan menjalani beberapa latihan yang akan melatih keseimbangan dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala, gerakan mata, dan berjalan.

Menurut Akademi Neurologi Amerika (American Academy of Neurology) metode yang paling efektif untuk BPPV yang disebabkan oleh kristal kalsium di telinga bagian kanal posterior adalah menggunakan teknik reposisi kanalit (canalith repositioning) atau Epley maneuver. Pada prosedur ini, terapis (dokter) akan meminta pasien untuk menggerakkan kepala dan tubuh. Kemudian kristal kalsium akan keluar dari kanal posterior, dan masuk ke dalam kanal telinga bagian dalam yang akan diabsorpsi tubuh.

Infeksi telinga (misalnya otitis media, labirinitis) yang disebabkan bakteri dapat diterapi menggunakan antibotik (contohnya amoksisiillin, ceftriakson). Infeksi telinga kronik dapat menggunakan metode pembedahan miringotomi. BPPV yang tidak menunjukkan perbaikan dengan reposisi kanalit dapat diterapi dengan pemberian meklizin. Namun, meklizin dapat menyebabkan kantuk, mulut kering, dan penglihatan kabur. Jika meklizin tidak efektif, benzodiazepin seperti klonazepam dapat diresepkan, atau antihistamin seperti prometazin dapat diberikan pada seorang yang mengalami vertigo. Tentu saja harus di bawah pengawasan dokter dan tenaga kesehatan lain. Prometazin dapat menyebabkan kantuk, lelah, sulit tidur, dan tremor. Vertigo akibat penyakit Ménière dapat diatasi dengan diuretika serta mengurangi asupan garam. Kortikosteroid dapat diresepkan di awal penyakit untuk mengurangi peradangan dan menstabilkan pendengaran. Antibiotik dapat digunakan ke telinga tengah (dengan teknik perfusi intratimpanik) untuk mengobati vertigo yang disebabkan penyakit Ménière. Vertigo yang disebabkan karena migrain, terkadang dapat diatasi dengan obat. Gangguan pembuluh darah otak, tumor, maupun multiple sclerosis dapat diupayakan penyembuhannya dengan cara menggunakan obat, radiasi, maupun pembedahan.

Bila anda mengunjungi dokter dengan keluhan vertigo, ingatlah untuk menanyakan kira-kira apa penyebab vertigo anda, hal-hal apa yang dapat memicu munculnya vertigo maupun hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan vertigo. Selain itu, bila dokter meresepkan obat untuk anda, tanyakanlah mengenai kegunaan obat tersebut dan kemungkinan reaksi sampingnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan anda tidak lagi pusing tujuh keliling.
Read more...

Read More..

Tuesday, May 20, 2008

Gambaran hasil Konseling Kegiatan pada Penderita TB Paru

GAMBARAN HASIL KEGIATAN KONSELING PADA PENDERITA TB PARU
DI DESA CIKALAHANG KECAMATAN DUKUPUNTANG
KABUPATEN CIREBON TAHUN 2007

Heni Fa’riatul Aeni
Staf Pengajar DIII Kesehatan Lingkungan
STIKes Cirebon

Abstrak
Di Indonesia penyakit TB merupakan masalah utama, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi.
Desa Cikalahang merupakan salah satu desa dari 13 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dukupuntang dengan jumlah penderita TB Paru terbanyak dibanding dengan desa yang lain.
Namun dalam penelitian ini penulis hanya mengambil mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit TB Paru di desa Cikalahang yang di lihat dari tiga variabel, yaitu variabel pengetahuan, perilaku, dan kondisi lingkungan.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan data yang diperoleh diambil dengan cara wawancara langsung dengan panduan kuesioner, serta dilakukan observasi kondisi lingkungan terhadap responden TB paru yang berjumlah 8 responden.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh keadaan; pengetahuan responden termasuk kategori baik dan kurang baik sama masing-masing 50%, perilaku responden termasuk kategori kurang baik sebesar 87,5%, dan kondisi lingkungan termasuk kategori baik dan kurang baik seimbang masing-masing sebesar 50 %.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka perlu diadakan suatu usaha peningkatan pengetahuan, perilaku, dan terutama kondisi lingkungan para respon TB paru yaitu salah satunya dengan cara memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kata Kunci: Konseling, TB Paru Read more...

Read More..

Nilai Anak dalam Kematian Neonatal

NILAI ANAK DALAM KEMATIAN NEONATAL
DI MASYARAKAT KABUPATEN CIREBON
(Studi Kasus Desa Suranenggala Kulon, Kec. Kapetakan
dan Desa Weru Lor, Kec. Weru)

Dian Ayubi
Staf Pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
FKM Universtas Indonesia


ABSTRAK
Persepsi masyarakat terhadap nilai anak dapat mempengaruhi perawatan anak mulai dari lahir hingga dewasa. Keadaan ini pun dapat merupakan faktor kontekstual atas keberhasilan atau kegagalan program kesehatan. Studi kualitatif ini bertujuan ingin menggali persepsi masyarakat terhadap keberadaan anak dalam keluarga, akibat yang timbul karena ketiadaan anak dalam keluarga, preferensi masyarakat terhadap anak berjenis kelamin tertentu, perbedaan perlakuan bila ada kematian anak berjenis kelamin tertentu. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) dan diskusi kelompok terarah (focus group discussion). Umumnya masyarakat merasa kasihan bila terdapat keluarga yang tidak memiliki anak. Masyarakat akan berusaha baik dengan pengobatan medis ataupun alternatif agar bisa memperoleh anak. Meskipun masyarakat mengatakan bahwa anak laki-laki dan perempuan sama namun ada kecenderungan masyarakat lebih menyukai anak perempuan. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dalam melaksanakan kegiatan atau program kesehatan terkait dengan anak, misalkan Keluarga Berencana agar memperhatikan nilai anak pada budaya masyarakat. Masyarakat Cirebon umumnya menyukai anak dan cenderung mempunyai anak dalam jumlah banyak (3 – 4 orang).
Kata kunci: nilai anak; kematian neonatal (studi kualitatif) Read more...

Read More..

Studi Karakteristik Penderita Kanker Serviks

STUDI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS
DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
TAHUN 1998 – 2000

Cucu Herawati
Staf Pengajar Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
STIKes Cirebon

Abstrak
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia karena menempati urutan pertama penyakit keganasan pada wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik penderita kankers serviks di Rumah Sakit Kanker Dharmais Tahun 1998 – 2000.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional, jenis data sekunder yang berasal dari cacatan medik penderita Kanker Serviks, sampel yang digunakan adalah seluruh penderita Kanker Serviks di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 1998-2000. pengolahan data menggunakan komputer dengan analisa univariat.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, sebagian besar penderita berusia sama atau lebih 40 tahun (82,6%), penderita kebanyakan memiliki pendidikan 1 – 12 tahun (77,7%), sebagian besar memiliki paritas sama atau kurang dari 4 (39,8%) dan didapatkan 3 orang penderita tidak mempunyai anak, penderita yang datang berobat sebagian besar pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya (55,9%), ditemukan penderita sebagian besar berada pada stadium lanjut (51,3%).
Saran peneliti sebaiknya perlu digalakan skrining, bagi pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais hendaknya nmeningkatkan penyuluhan kesehatan atau pemasaran sosial, perlunya melengkapi data- data yang tidak lengkap serta adanya pelaksana khusus atau jelas dengan diberikan pelatihan sebelumnya, sebaiknya diadakan penelitian-penelitian lebih lanjut demi pengembangan penelitian khususnya penelitian yang berhubungan dengan Kanker Serviks.
Kata Kunci : Kanker Serviks Read more...

Read More..

Hubungan pola jajan dengan status gizi anak usia sekolah

HUBUNGAN POLA JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH
KELAS IV, V DAN VI DI SDN PAMENGKANG II KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON TAHUN 2004

ASIAH
Staf Pengajar Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Cirebon


Abstrak
Masalah gizi utama yang banyak dihadapi oleh anak usia sekolah adalah gizi kurang yang secara umum disebabkan oleh adanya kekurangan asupan energi dan protein. Di SDN Pamengkang II Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, siswa dengan status gizi kurang mencapai 18,57%. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi tersebut, diantaranya adalah pola jajan yang merupakan bagian dari pola makan setiap hari.
Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan pola jajan dengan status gizi pada anak usia sekolah kelas IV, V dan VI. Dilakukan dengan menggunakan angket dan data pola jajan dan penggunaan KMS untuk anak tingkat sekolah dasar dan Madrasah Ibtida’iyah untuk pengukuran Antropometrik data status gizi (BB/TB). Sample diambil secara Purposive Sample dari populasi kelas IV, V dan VI yang memenuhi criteria subyek penelitian yaitu; pola makan dirumah yang cukup baik (3x/hari), konsumsi makan dirumah perhari termasuk kategori cukup baik (dengan skor BJK 5- 10).
Hasil penelitian yang diperoleh, responden mempunyai pola jajan sehat sebesar 47,14% dan pola jajan kurang sehat sebesar 35,48%. Sedangkan responden dengan status gizi baik sebesar 75,71%. Status gizi kurang sebesar 18,57% dan gizi lebih/ gemuk sebesar 5,1%. Dari hasil uji korelasi Rank Spearmen menunjukkan bahwa pola jajan anak usia sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan status gizi sebesar 0,469.
Disarankan agar kebiasaan jajan pada siswa SD hendaknya mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung untuk turut bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak diusia tersebut.
Kata Kunci: Pola Jajan, Status Gizi Read more...

Read More..

KOMENTAR ANDA