Sunday, February 8, 2009

BELAJAR IKHLAS...

MENCAPAI IKHLAS; KOLABARASI OTAK DAN HATI


IKHLAS. Betapa sering kita mendengar kata tersebut tiap harinya, terutama di tempat-tempat peribadatan. Ikhlas menjadi sesuatu yang senantiasa digaungkan oleh para pemuka agama apa pun. Namun, seberapa banyak orang yang benar-benar dapat menghayati makna ikhlas hingga ke lubuk hati atau bahkan berhasil menjalaninya?


IKHLAS adalah bagian terpenting dari pencapaian hidup manusia. Ikhlas merupakan perilaku hidup tertinggi yang dipedomankan Tuhan kepada manusia. Di dalamnya terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan yang memungkinkan manusia semakin dekat dengan Tuhan.

Ikhlas juga merupakan kondisi perasaan dalam hati, bukan sekadar aktivitas pikiran. Oleh karena itu, belajar ikhlas juga berarti belajar dengan hati, yang berarti mengikuti kata hati. Kedengarannya memang mudah, tapi barangkali masih banyak di antara kita yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

Pendiri Katahati Institute Jakarta, Erbe Sentanu kepada "PR" menyatakan, metode keikhlasan dicapai melalui pikiran (otak) 12 persen dan hati (jantung) 88 persen.

"Oleh karena itu, keikhlasan seseorang bisa diukur dengan melihat kondisi kesehatan jantung dan otaknya. Orang yang sudah benar-benar menerapkan keikhlasan dalam hidupnya, kondisi otak dan jantungnya akan jauh lebih baik daripada orang yang tidak atau belum ikhlas," tutur pria yang akrab disapa Nunu.

Ia juga menilai, kesulitan seseorang untuk mempelajari dan menerapkan ikhlas karena manusia senantiasa berpikir secara shopisticated (canggih) dan complicated (kompleks), sehingga keikhlasan menjadi sulit dicerna. Padahal, lanjut Nunu, untuk meraih keikhlasan itu sederhana saja.

"Sebagai sebuah aktivitas hati, untuk mencapai ikhlas kita harus mengistirahatkan pikiran kita. Dengan kata lain, memindahkan kesadaran kita dari otak ke dalam hati," tukas Nunu.

Oleh karena itu, pihaknya senantiasa memberikan pengajaran dan penerapan langsung untuk ikhlas melalui teknologi ikhlas. Teknologi ikhlas ini berisi program aplikasi praktis ilmu pengetahuan modern untuk melatih, mengukur, membuktikan, dan memproduksi tingkat keikhlasan hati seseorang guna memudahkan manusia mencapai tujuan hidup.

Teknologi ikhlas atau yang disebut ultimate self development technology ini merupakan hasil penggabungan kekuatan budaya Timur dan Barat, serta ilmu pengetahuan terkini seperti neuro science, brain science, dan tuntunan bijak falsafah hidup dan tauhid keagamaan untuk meraih kesuksesan hidup secara menyeluruh.

Teknologi ikhlas ini sifatnya otomatis. Kita tidak perlu memercayainya untuk memperoleh manfaatnya. Seperti kita tidak perlu percaya kepada handphone yang dapat mengirim sebuah pesan pendek (SMS), tapi cukup dengan melakukan prosedur pengiriman dengan benar. Itu saja.

Ketika kita tahu prosedur ikhlas dan mampu hidup ikhlas dengan mental fisiologis prosedur yang benar, keinginan-keinginan menjadi jauh lebih mudah untuk diraih. Oleh karena itu, yang perlu kita ketahui adalah bagaimana cara untuk menyempurnakan metode atau prosedur keikhlasan dalam hati dan pikiran.


FOCUS PIKIRAN
Untuk mencapai tahap ikhlas, tahap pertama yang harus dijalani adalah melatih pikiran kita untuk fokus (mind focus), guna meningkatkan kekuatan pikiran, kecerdasan emosi, dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan dengan mudah dan menyenangkan.

Untuk melatihnya, dilakukan pengelolaan gelombang energi otak atau yang disebut brainwave management. "Pada tahap ini kami memanfaatkan audio digital player yang sudah diriset selama lebih dari 40 tahun di berbagai lembaga riset dan universitas-universitas di dunia, terutama di negeri Barat," ucap Nunu.

Gelombang energi otak ada empat. Pertama, gelombang beta, 14 -100 Hz, di mana pikiran kita sadar dan senantiasa memakai logika. Di gelombang ini biasanya stres, rasa kesal, cemas, dan keinginan untuk senantiasa kerja keras berkumpul," kata Nunu.

Kedua, gelombang alpha, 8 -13,9 Hz. Gelombang ini disebut juga alam bawah sadar, tempat terjadinya relaksasi dan imajinasi. Ketiga, gelombang theta, 4 -7,9 Hz. Pada gelombang ini intuisi manusia berada. Keempat, gelombang delta, 0,1 -3,9 Hz. Pada gelombang ini, seluruh pikiran kita beristirahat, biasanya dicapai pada saat kita tidur.

Pengelolaan gelombang energi otak tersebut melatih pikiran kita agar lebih mudah mencapai alam bawah sadar atau berada pada gelombang alpha dan theta. Karena pada kedua gelombang tersebut, manusia bisa menjadi lebih rileks, tenang, dan tingkat kreativitasnya sangat tinggi.

Mark Fisher, seorang milioner yang mencapai kesuksesan dengan cara yang cepat (instant millioner) berkata, "Jika Anda membuat pikiran bawah sadar Anda bekerja, maka Anda pasti akan sukses. Dan Anda tidak akan mungkin bisa menghindari kesuksesan tersebut."

Pengelolaan gelombang otak tersebut akan membantu kita untuk menemukan tombol ikhlas pada otak kita. Menurut Nunu, tombol ikhlas otak manusia terletak tepat di bagian tengah otak kita.

Untuk mengaktifkan tombol tersebut, kita tekan bagian tengah kening kita sambil membayangkan sebuah garis imajiner yang menembus langsung ke bagian belakang kepala kita. Lalu ambil titik lain di bagian tengah samping kiri kepala kita, dan bayangkan lagi sebuah garis imajiner dari kiri kepala kita yang menembus hingga ke bagian kanan kepala kita. Titik pertemuan kedua garis imajiner itulah yang mejadi tombol ikhlas atau god spot dalam otak kita.

"Sambil membayangkan garis-garis imanjiner tersebut, kita berusaha untuk menenangkan pikiran kita, lupakan segala permasalahan, dan mencoba bicara dengan Tuhan," tambah Nunu.

Ia mengutip pernyataan Dr. Ebrahim Kazim, pendiri Islamic Academy di Trinidad, para ilmuwan menemukan god spot atau pusat spiritualis di temporal lobe, sebuah titik pada bagian tengah otak, yang apabila diaktifkan dapat menjadi antena untuk komunikasi dengan Tuhan.


FOCUS HATI
Tahap berikutnya adalah pemfokusan hati (heart focus). Untuk mencapai fokus hati, dibutuhkan pengelolaan gelombang energi hati (heartwave management) yang bertujuan meraih keikhlasan melalui jantung dan perasaan serta menemukan tombol ikhlas di hati.

Metode ini digunakan untuk membongkar akar terdalam dari nafsu yang tak terpuaskan, keinginan untuk menang sendiri, keresahan, ketakutan, dan kepalsuan hati seseorang. Dengan begitu akan menciptakan proses pencapaian kesuksesan hidup lahir batin menjadi begitu sederhana, mudah, sekaligus menenteramkan.

Untuk mencapai ikhlas, sekaligus kembali kepada fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, menurut Nunu, tekniknya sederhana saja. Yang diperlukan hanyalah menghapus berbagai sifat ketidaksempurnaan manusia yang sempat terprogram di dalam hati atau bawah sadar.

Sifat ketidaksempurnaan ini terdiri dari berbagai nafsu yang menimbulkan perasaan serba tidak cukup, kekurangan, atau sebaliknya, merasa lebih dari yang lain, sekaligus perasaan takut gagal. Dengan membersihkan sifat-sifat ketidaksempurnaan itu, secara otomatis kita akan kembali merasa dan mulai menikmati fitrah hidup yang penuh dengan kesempurnaan.
Nunu Sentanu (Katahati Institute)
Read more...

Read More..

Friday, February 6, 2009

SABAR ADALAH KUNCI KECERDASAN EMOSI

SABAR ADALAH PROSES KESUKSESAN HATI

Kecerdasan merupakan ciri keunggullan manusia dalam memahami, memutuskan dan mengantisipasi. Kecerdaasan seseorang sering tidakdapat difahami seketika oleh orang kebanyakan , tetapi kemudianmenjadi kajian yang tak habis-habisnya setelah menjadi sejarah. Dalam perspektif ini jarak antara orang cerdas dengan orang gila sebenarnyasangat tipis, sehingga gagasan-gagasan orang cerdas sering dianggapgagasan gila. Kecerdasan seseorang memungkinkannya memiliki jarakpandang yang jauh, dua, tiga atau lebih dimensi, sementara orangkebanyakan hanya mampu melihat satu atau maksimal dua dimensi.

Pada umumnya kecerdasan dihubungkan dengan akal (intelektuil), tetapi kecerdasan intelektual ternyata belum menjamin ketepataan keputusan, sehingga dewasa ini orang sudah mulai membicarakan tentang kecerdasan yang lain, yaitu kecerdasan emosionil dan kecerdasaan spirituil.

Kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam kemampuan berfikir. Menurut Asfihani, fikiran adalah potensi yang dapat mengantar pengetahuan sampai kepada obyek (quwwatun mudrikatun li al `ilmi ila al ma`lum), sedangkan berfikir artinya menggunakan potensi itu sesuai dengan kapasitas intelektualnya.

Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk (a) memecahkan masalah (problem solving), (b) mengambil keputusan (decision making) dan © melahirkan sesuatu yang baru (kreatifitas). Karena kecerdasan merupakan keunggulan maka hal itu dapat diukur kualitasnya, antara
lain melaui metode yang digunakan (deduksi,induksi), atau dilihat seberapa tingkat kreatifitasnya (metode berfikir kreatip). Metode berfikir kreatip sering tidak bisa difahami orang lain, dan prosesnya melalui tahapan-tahapan, dari (a) orientasi, (b) Preparasi, © Inkubasi, (d) Iluminasi dan (e) Verifikasi. Orang yang bisa berfikir kreatip biasanya mempunyai ciri-ciri : (1) meemiliki kecerdasan diatas rata-rata, (2) memiliki sifat terbuka dan (3) memiliki sifat
bebas, otonom dan percaya diri. Jika kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam berfikir, maka
kecerdasan emosi diwujudkan dalam merasa. Manusia memang makhluk yang berfikir dan merasa. Emosi nampak dalam perubahan fisik yang diakibatkan oleh peristiwa mental, seperti : muka merah (karena malu), muka pucat, tubuh gemetar, terkencing (karena takut) otot
mengencang (karena marah) ,mata terpejam dan menangis (karena haru atau gembira) dan sebagainya. Emosi adalah perubahan jasmani langsung mengikuti persepsi mengenai kenyataan yang menggairahkan.

Dalam kehidupan, kita mengenal berbagai tipologi manusia dilihat dari sudut ini, misalnya ada orang yang sangat pemalu disamping yang tidak tahu malu, yang penakut, disamping yang pemberani, yang sangat perasa disamping yang sudah mati rasa atau tidak berperasaan, yang pemarah disamping yang penyabar. dan sebagainya. Jika kecerdasan intelektualbisa diasah, demikian juga kecerdasan emosi dapat dirangsang.

Kecerdasan emosi ditandai dengan kemampuan pengendalian emosi ketika menghadapi kenyataan yang menggairahkan (menyenangkan, menakutkan, menjengkelkan, memilukan dsb). Kemampuan pengendalian emosi itulah yang disebut sabar, atau sabar merupakan kunci kecerdasan emosional.

Adapun kecerdasan spirituil merupakan kualitas kehidupan ruhaniah seseorang dimana seseorang dimungkinkan berkomunikasi secara rohaniah, baik secara horizontal maupun vertikal. Memahami kecerdasan spirituil akan mudah jika menggunakan paradigma tasauf.

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (2)
Pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam agama, sabar merupakan satu diantara stasiun- stasiun (maqamat) agama, dan satu anak tangga dari tangga seorang salik dalam mendekatkan diri kepada Allah. Struktur maqamat agama terdiri dari (1) Pengetahuan (ma`arif) yang dapat dimisalkan sebagai pohon, (2) sikap (ahwal) yang dapat dimisalkan sebagai cabangnya, dan (3) perbuatan (amal) yang dapat dimisalkan sebagai buahnya. Seseorang bisa bersabar jika dalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis. Karena sabar bermakna kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar

berbeda-beda tergantung obyeknya.
1. Ketabahan menghadaapi musibah, disebut sabar, kebalikannya adalah gelisah (jaza`) dan keluh kesah (hala`)
2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu menahan diri (dlobth an Nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan (bathar).
3. Kesabaran dalam peperangan disebut pemberani, kebalikannya disebut pengecut
4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm), kebalikannyadisebut pemarah (tazammur)
5. Sabar dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut lapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya.
6. Sabar dalam mendengar gossip disebut mampu menyembunyyikan rahasia(katum).
7. Sabar terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya disebutserakah, loba (al hirsh).
8. Sabar dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati (qana`ah),kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun)

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (3)
Rangking Sabar
Ada tiga tingkatan orang sabar :
1. Orang yang dapat menekan habis dorongan hawa nafsu hingga tidak ada perlawanan sedikitppun, dan orang itu bersabar secara konstan. Mereka adalah orang yang sudah mencapai tingkat shiddiqin.
2. Orang yang tunduk total kepada dorongan hawa nafsunya sehingga motivasi agama sama sekali tidak dapat muncul. Mereka termasuk kategori orang-orang yang lalai (al ghofilun).
3. Orang yang senantiasa dalam konflik antara dorongan hawa nafsu dengan dorongan keberagamaan. Mereka adalah orang yang mencampuradukkan kebenaran dengan kesalahan.

Secara ppsikologis, tingkatan orang sabar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Orang yang sanggup meninggalkan dorongan syahwat. Mereka termasuk kategori orang-orang yang bertaubat (at Taibin).
2. Orang yang ridla (senang/puas) menerima apapun yang ia terima dari Tuhan, mereka termasuk kategori zahid.
3. Orang yang mencintai apapun yang diperbuat Tuhan untuk dirinya, mereka termasuk kategori shidddiqin.

Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (4)
Hukum sabar.
Meski sabar itu konotasinyya positip, tetapi belum tentu tepat. Oleh karena itu hukum sabar terbagi tiga, yaitu wajib, sunnat dan makruh. Menyaksikan anggauta keluarganya terlibat maksiat misalnya, bersabar dalam arti tabah hati tanpa mengeluh adalah makruh, tetapi sabar ketika selalu gagal dalam berusaha memperbaiki mereka adalah wajib. Kembali kepada pengertian sabar : tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan, maka kunci kesabaran adalah kesadaarn atas tujuaan yang ingin dicapai. Orang yang lupa tujuan biasanya tidak mampu mengendalikan emosi ketika menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Tetapi sabar juga ada batasnya, oleh karena itu kesabaran harus selalu dievaluasi secara dinamis. Kesabaran juga biasanya berhubungan erat dengan perasaan syukur. Artinya orang yang pandai berterima kasih biasanya ia penyabar, sedangkan orang yang tidak mengerti berterima kasih (kufr ni`mat) biasanya emosinya mudah digelitik.

Dalam usaha problem solving menyangkut berbagai urusan kehidupan, sabar merupakan kekuatan yang sangat besar dan efektip. Oleh karena itu al Qur’an secara jelas mengingatkan agar dalam upaya memohon pertolongan kepada Tuhan, jangan lupa membangun infrastruktur psikologinya yang terdiri dari kesabaran dan doa (salat). Yaayyuhalladzina amanu ista`inu bis sobri was salat, innalloha ma`a assobirin (Q/2:153).

dikutip dari milis DT postingan dari : agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com
Read more...

Read More..

KOMENTAR ANDA