MERENTANG WAKTU DALAM FACEBOOK
Pramono Aditya…..
Oowww..Owww, aku tercekat kaget setelah aku telusuri sekali lagi pencarian teman melalui jaringan facebook ku…
“Ya…ampun, apa dia pria yang selama ini aku cari selama 5 tahun”. Aku terus melototi
computer di depanku dengan harapan benar kalau dia adalah Pram.
Aku baca setiap detail profile yang didepanku,…
Pramono Aditya, tanggal lahir 24 April, status menikah, mencari persahabatan dan jaringan, pekerjaan Manager Marketing PT. Nusa Prima….
Yups…fotonya yang membuatku yakin kalau dia adalah benar Pramono Aditya
“Hmmmm….berubah sekali dia sekarang. Jauh lebih dewasa, agak gemuk dan jambangnya masih ada”. Gerutuku dalam hati
Pria yang setelah lama aku cari, kini sudah berkeluarga dan karirnya sudah melesat jauh.
Tidak mengherankan, dulu dia cukup gigih memperjuangkan hidup dan masa depannya.
Pria ini meninggalkan kenangan manis di pulau Bali.
Yahhh…ditempat itulah aku mengenalnya, sosok pria muda tampan yang cool, charming dan funny.
Gala Dinner, 28 Juni 2005
“Koq bisa terlambat bus Mbak.” Ujarnya mengagetkanku
“Wah…kukira masih ada bus yang lain tuh?”. Jawabku dengan terbengong- bengong.
Beruntung sekali aku bertemu dengan pria ini, kalau tidak aku bisa tersesat ditempat ini.
“Waduh…teledor banget seh aku”. Umpatku dengan nada kesal
Terlalu asyik memperhatikan foto- foto sejarah sampai lupa aku ketinggalan bus.
Aku ingat waktu itu, sekitar 1 minggu ada conference yang mesti aku hadiri di Bali dalam rangka rapat kerja di kantorku. Cukup menyenangkan karena aku bisa berjumpa dengan teman- teman beda negara yang satu profesi denganku.
Hari- hariku cukup padat dengan segudang rencana kerja dan presentasi, lumayan melelahkan tapi bisa terobati dengan keindahan pulau Dewata ini.
Saat Bus berjalan menyusuri jalan menuju Bascamp Sanur Resort
“Pramono Aditya, cukup panggil aku Pram saja.” Ujarnya sambil mengulurkan tangan
“Aku tim pemandu Guide disini yang membantu acara Mbak.” Ucapnya menjelaskan
“Adinda…” aku membalasnya dengan senyuman.
“Ohhh….pantesan hapal banget daerah sini”. Jawabku
“Nginep dimana, Mbak”. Lanjutnya
“Puri Mesari”. Jawabku sekenanya
“Its…ok, aku antar saja nanti bareng dengan rombongan yang lain”. Tawarnya padaku
Aku anggukan kepalaku, tanda setuju
Hari ke 6 conference…..
“Hai Din”. Dia menepuk punggungku dari belakang
“Hai Pram.” Ujarku setengah terkejut
“Ntr malem ada acara gak?”. Dia bertanya padaku sambil menggerakkan tanganya
“Hmmm….ga ada tuh”. Aku jawab dengan ragu
“Ntr malem aku jemput ke Puri Mesari jam 7, ok?”. Ujarnya sambil berlalu
Aku hanya diam, melihat ulah Pramono yang sedikit memaksa tanpa ada persetujuan dariku. Akupun gak tau kenapa?? Mungkin karena aku juga kesepian he he heeeee….
Selama 1 minggu di Bali aku hanya ditemani Jacky temenku dari New Zeland. Aku terkadang bosan dan bete juga karena temankupun punya kesibukan sendiri. Maklum kita beda negara yang terkadang beda pula kebiasaan.
“Uuuuhhhhh, cape deah”. Seruku dalam hati
Tepat pukul 19.00 WIB (waktu setempat)
“Krrrrrrrrrrrrriiinggg”….telepon kamar hotelku berbunyi
“Maaf Bu…ada yang menunggu di lobby”. Ujar resepsionis di seberang sana
“Siapa ya??bisa aku berbicara dengan orangnya”. Jawabku
Sesaat kemudian…..
“Adinda…ayo dong turun, aku dah nunggu nih”. Suara pria yang tak asing lagi bagiku
“Pram…kita mau jalan kemana”. Aku menjawab dengan sungkan
“Pokoknya kamu turun sekarang, aku tunggu”. Suara merajuknya membuatku tak tega
Aku tergesa- gesa berganti pakaian, celana Jeans setengah lutut, t- shirt, sweeter rajut plus shall hitam melilit dileherku, polesan lipstick tipis. Aku bergegas turun kebawah menuju lobby puri.
Kuhampiri Pramono yang asyik mengobrol dengan room boy hotel…..
Lalu dia menatap dan tersenyum padaku. Pramono tampak santai dengan celana pendek cream dibawah lutut, kaos oblong putih dan wajahnya tampak berseri-seri, kuakui dia memang tampan dan cool dengan bekas cukuran jambang yang masih tampak membiru.
Kemudian dia mengiringiku menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari puri tempatku menginap.
Sepanjang jalan kami bercengkrama tentang aktivitas masing- masing, Pramono begitu hafal dengan tiap detil kota ini, dia menjelaskan setiap sudut kota dan makanan khas Bali dengan lancar. Terkadang dia menatapku lama sambil melemparkan senyum padaku dan sesekali menggenggam tanganku. Entah apa yang aku rasakan saat itu, hanya perasaan nyaman bercampur berat yang mendera didada, aku tidak protes atau menghindar hanya bisu yang muncul dari bibirku.
“Huhhh….nyaman sekali rasanya hati ini”. Gumamku dalam hati
Kami menyusuri pinggiran pantai Sanur sambil bercerita tentang banyak hal, termasuk tentang hubungannya dengan seorang wanita yang kandas di tengah jalan. aku curhat tentang keinginaku untuk melanjutkan studi S2 ku. Tak kuduga Pram begitu intens mendengarkan ceritaku, dia menatapku tajam dan memelukku hangat.
Suara deburan ombak, nyanyain angin malam dan separuh bulan yang tampak tenggelam diantara sisi pantai membuatku tak berdaya saat Pramono semakin erat memeluk tubuhku. Hanya sisa- sisa nafasku yang tersembunyi dibalik dadanya yang bidang dan harumnya Huggo Armani miliknya.
Kurasakan damai disana, lelahku hilang tersapu bersama hamparan pasir laut dan resahku
terbang diantara semilir angin malam yang melambai.
“Aku ingin berbagi rasa denganmu, Adinda”. Bisiknya ditelingaku
Aku membisu dalam angan yang semakin jauh meninggalkan ragaku, mengikis relung- relung hatiku dan mengaburkan realita dalam nyataku.
Ku tak pedulikan beratus pasang mata terus memperhatikan kemesraan kami.
“Huuhhhh…apa ini?”. Tanyaku dalam hati
Hanya rasa hangat yang mendarat dibibirku saat itu, Pramono menciumku dengan sangat lembut dan nyaris membuatku melayang entah kemana……………
“Pram….Kenapa kamu lakukan ini padaku”. Ujarku saat itu
“Karena aku mau kamu, Adinda”. Jawabnya sambil membelai rambutku
Malam terus berlalu, kami bercerita sambil berpelukan erat, bercanda bersama, menyusuri pantai sambil tertawa lepas, mengukir nama diatas pasir. Genggaman tangan itu tak lepas hingga kami tak tahu pagi begitu cepat menjelang.
“Pram…aku mesti take off pesawat jam 7 pagi”. Kataku
“Ok, aku antar kamu ke Bandara ya”. Jawab Pramono sambil menyentuh pipiku
Pukul 4 dini hari Pramono mengantarku ke Puri Mesari dan membantuku mengemasi barang- barang. Sesekali kupandangi pria aneh didepanku ini, hatiku seolah lenyap melepas kenangan indah bersamanya.
Tiba di Bandara Ngurah Rai pukul 5.44 WIB
Pramono mengulurkan tangan sambil menyelipkan kartu nama ditanganku.
“Simpanlah, jika suatu saat nanti kamu memerlukan aku”. Ucapnya sambil menggenggam erat tanganku.
Aku mengangguk sambil berlalu meninggalkan Pramono yang tetap mematung sambil menatapku.
Segera aku Boarding Pass dan mengecek kembali barang bawaanku. Sambil menunggu take off pesawat kubuka kembali dan kubaca kartu nama tadi.
Pramono Aditya
Staff EO bla bla blaaaaa..
Tiba- tiba…..
Telepon disakuku berbunyi sesaat menjelang kebarangkatanku ke Jakarta
“Hallo sayang…sampai di Jakarta jam berapa?? Aku jemput ya?”. Ujarnya mesra.
Kekasihku diseberang sana menyapaku dengan riang.
“Kalau gak telat sekitar jam 9 aku nyampe”. Jawabku sumbang
“Ok Honey…take care ya”. Balasnya dengan lembut
Klik..tutuuuuuutt tutttt
Suara tutup telepon menggiring ingatanku pada kartu nama yang masih tergenggam ditanganku. Kutinggalkan kartu nama itu di meja tunggu Bandara begitu saja dan kutanggalkan serentetan peristiwa yang kualami bersamanya.
Saat ini....
Aku terpaku menatap deretan profil, info, foto dinding tentang Pramono Aditya yang terpampang jelas didepanku. Kemarin sempat aku add untuk masuk dalam jaringan facebooknya dan kini dia menjawabnya serta menanyakan kabarku.
Lalu aku jawab dengan isian komentar dibawahnya:
“Pram…saat aku ketinggalan Bus, Sanur Beach, Puri Mesari, Kartu nama dan Bandara Ngurah Rai………”
Bali, 30 Juni 2005
Read more...
Thursday, May 14, 2009
SEKILAS CERPEN
Friday, February 6, 2009
SABAR ADALAH KUNCI KECERDASAN EMOSI
SABAR ADALAH PROSES KESUKSESAN HATI
Kecerdasan merupakan ciri keunggullan manusia dalam memahami, memutuskan dan mengantisipasi. Kecerdaasan seseorang sering tidakdapat difahami seketika oleh orang kebanyakan , tetapi kemudianmenjadi kajian yang tak habis-habisnya setelah menjadi sejarah. Dalam perspektif ini jarak antara orang cerdas dengan orang gila sebenarnyasangat tipis, sehingga gagasan-gagasan orang cerdas sering dianggapgagasan gila. Kecerdasan seseorang memungkinkannya memiliki jarakpandang yang jauh, dua, tiga atau lebih dimensi, sementara orangkebanyakan hanya mampu melihat satu atau maksimal dua dimensi.
Pada umumnya kecerdasan dihubungkan dengan akal (intelektuil), tetapi kecerdasan intelektual ternyata belum menjamin ketepataan keputusan, sehingga dewasa ini orang sudah mulai membicarakan tentang kecerdasan yang lain, yaitu kecerdasan emosionil dan kecerdasaan spirituil.
Kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam kemampuan berfikir. Menurut Asfihani, fikiran adalah potensi yang dapat mengantar pengetahuan sampai kepada obyek (quwwatun mudrikatun li al `ilmi ila al ma`lum), sedangkan berfikir artinya menggunakan potensi itu sesuai dengan kapasitas intelektualnya.
Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk (a) memecahkan masalah (problem solving), (b) mengambil keputusan (decision making) dan © melahirkan sesuatu yang baru (kreatifitas). Karena kecerdasan merupakan keunggulan maka hal itu dapat diukur kualitasnya, antara
lain melaui metode yang digunakan (deduksi,induksi), atau dilihat seberapa tingkat kreatifitasnya (metode berfikir kreatip). Metode berfikir kreatip sering tidak bisa difahami orang lain, dan prosesnya melalui tahapan-tahapan, dari (a) orientasi, (b) Preparasi, © Inkubasi, (d) Iluminasi dan (e) Verifikasi. Orang yang bisa berfikir kreatip biasanya mempunyai ciri-ciri : (1) meemiliki kecerdasan diatas rata-rata, (2) memiliki sifat terbuka dan (3) memiliki sifat
bebas, otonom dan percaya diri. Jika kecerdasan intelektuil diwujudkan dalam berfikir, maka
kecerdasan emosi diwujudkan dalam merasa. Manusia memang makhluk yang berfikir dan merasa. Emosi nampak dalam perubahan fisik yang diakibatkan oleh peristiwa mental, seperti : muka merah (karena malu), muka pucat, tubuh gemetar, terkencing (karena takut) otot
mengencang (karena marah) ,mata terpejam dan menangis (karena haru atau gembira) dan sebagainya. Emosi adalah perubahan jasmani langsung mengikuti persepsi mengenai kenyataan yang menggairahkan.
Dalam kehidupan, kita mengenal berbagai tipologi manusia dilihat dari sudut ini, misalnya ada orang yang sangat pemalu disamping yang tidak tahu malu, yang penakut, disamping yang pemberani, yang sangat perasa disamping yang sudah mati rasa atau tidak berperasaan, yang pemarah disamping yang penyabar. dan sebagainya. Jika kecerdasan intelektualbisa diasah, demikian juga kecerdasan emosi dapat dirangsang.
Kecerdasan emosi ditandai dengan kemampuan pengendalian emosi ketika menghadapi kenyataan yang menggairahkan (menyenangkan, menakutkan, menjengkelkan, memilukan dsb). Kemampuan pengendalian emosi itulah yang disebut sabar, atau sabar merupakan kunci kecerdasan emosional.
Adapun kecerdasan spirituil merupakan kualitas kehidupan ruhaniah seseorang dimana seseorang dimungkinkan berkomunikasi secara rohaniah, baik secara horizontal maupun vertikal. Memahami kecerdasan spirituil akan mudah jika menggunakan paradigma tasauf.
Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (2)
Pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam agama, sabar merupakan satu diantara stasiun- stasiun (maqamat) agama, dan satu anak tangga dari tangga seorang salik dalam mendekatkan diri kepada Allah. Struktur maqamat agama terdiri dari (1) Pengetahuan (ma`arif) yang dapat dimisalkan sebagai pohon, (2) sikap (ahwal) yang dapat dimisalkan sebagai cabangnya, dan (3) perbuatan (amal) yang dapat dimisalkan sebagai buahnya. Seseorang bisa bersabar jika dalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar bisa bersifat fisik, bisa juga bersifat psikis. Karena sabar bermakna kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar
berbeda-beda tergantung obyeknya.
1. Ketabahan menghadaapi musibah, disebut sabar, kebalikannya adalah gelisah (jaza`) dan keluh kesah (hala`)
2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu menahan diri (dlobth an Nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan (bathar).
3. Kesabaran dalam peperangan disebut pemberani, kebalikannya disebut pengecut
4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm), kebalikannyadisebut pemarah (tazammur)
5. Sabar dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut lapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya.
6. Sabar dalam mendengar gossip disebut mampu menyembunyyikan rahasia(katum).
7. Sabar terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya disebutserakah, loba (al hirsh).
8. Sabar dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati (qana`ah),kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun)
Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (3)
Rangking Sabar
Ada tiga tingkatan orang sabar :
1. Orang yang dapat menekan habis dorongan hawa nafsu hingga tidak ada perlawanan sedikitppun, dan orang itu bersabar secara konstan. Mereka adalah orang yang sudah mencapai tingkat shiddiqin.
2. Orang yang tunduk total kepada dorongan hawa nafsunya sehingga motivasi agama sama sekali tidak dapat muncul. Mereka termasuk kategori orang-orang yang lalai (al ghofilun).
3. Orang yang senantiasa dalam konflik antara dorongan hawa nafsu dengan dorongan keberagamaan. Mereka adalah orang yang mencampuradukkan kebenaran dengan kesalahan.
Secara ppsikologis, tingkatan orang sabar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Orang yang sanggup meninggalkan dorongan syahwat. Mereka termasuk kategori orang-orang yang bertaubat (at Taibin).
2. Orang yang ridla (senang/puas) menerima apapun yang ia terima dari Tuhan, mereka termasuk kategori zahid.
3. Orang yang mencintai apapun yang diperbuat Tuhan untuk dirinya, mereka termasuk kategori shidddiqin.
Sabar : Kunci Kecerdasan Emosi (4)
Hukum sabar.
Meski sabar itu konotasinyya positip, tetapi belum tentu tepat. Oleh karena itu hukum sabar terbagi tiga, yaitu wajib, sunnat dan makruh. Menyaksikan anggauta keluarganya terlibat maksiat misalnya, bersabar dalam arti tabah hati tanpa mengeluh adalah makruh, tetapi sabar ketika selalu gagal dalam berusaha memperbaiki mereka adalah wajib. Kembali kepada pengertian sabar : tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan, maka kunci kesabaran adalah kesadaarn atas tujuaan yang ingin dicapai. Orang yang lupa tujuan biasanya tidak mampu mengendalikan emosi ketika menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Tetapi sabar juga ada batasnya, oleh karena itu kesabaran harus selalu dievaluasi secara dinamis. Kesabaran juga biasanya berhubungan erat dengan perasaan syukur. Artinya orang yang pandai berterima kasih biasanya ia penyabar, sedangkan orang yang tidak mengerti berterima kasih (kufr ni`mat) biasanya emosinya mudah digelitik.
Dalam usaha problem solving menyangkut berbagai urusan kehidupan, sabar merupakan kekuatan yang sangat besar dan efektip. Oleh karena itu al Qur’an secara jelas mengingatkan agar dalam upaya memohon pertolongan kepada Tuhan, jangan lupa membangun infrastruktur psikologinya yang terdiri dari kesabaran dan doa (salat). Yaayyuhalladzina amanu ista`inu bis sobri was salat, innalloha ma`a assobirin (Q/2:153).
dikutip dari milis DT postingan dari : agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com
Read more...
Wednesday, January 14, 2009
KEAJAIBAN HIDUP DATANG DARI KEYAKINAN DAN KERJA KERAS!!!
RESOLUSI TAHUN 2009
Hai Blogger Mania?? Pa kabar tahun baru??
Menapaki shio kerbau tanah, banyak moment yang akan muncul dan berbaur dengan aktivitas dan kreativitas kita. Salah satu yang paling up to date adalah Agressi Militer Israel yang memborbardir rakyat dan saudara kita di Palestine, sedih dan menyakitkan apabila lihat dan denger perang di jalur Gaza tersebut…(apalagi ada berberapa temenku yang tinggal disana), apalagi sampai detik ini belum ada kabar sama sekali, hidup atau mati saya tidak tahu. Entah siapa dan bagaimana kita berbuat??? Apa hanya dengan doa saja ya. Hmmm...mudah- mudahan segera berakhir ya.
Di Negari kita sendiri, sedang mempersiapkan pesta rakyat atau pesta para aktivis politikus yang akan bertarung d kancah politik sekaligus pesta penghaburan uang yang seharusnya hak para kaum papa yang butuh uang untuk bertahan hidup. Nista banget ya..para elite politik kita yang hanya nampang tenar melalui koar- koar debat kehebatan tanpa lihat banyak rakyat menderita, banjir dimana- mana, korupsi gak ada beresnya, kemiskinan makin merajalela, jakarta tetep muaceettt, PHK mulai bergerak mengancam pekerja...tuh PR pemerintah makin buanyak ya???
Suatu ketika saya melihat ranah politik dipenuhi wajah- wajah asing yang terpampang di setiap sudut jalanan, sampe saya bingung itu sapa toh?? Koq wuaeneh tenan...ada yang senyum, pasang tampang serem, sampe ada yang berpose layaknya artis wae...wualah bedak dan lipstiknya tebel banget re’?? he he he...Eeehh..ada artis juga ding yang laris manis sebagai simpatisan penarik suara gratis rakyat, bukan apa- apa seh??? Cuma koq saya sangsi ya...apa mereka mampu jadi penampung suara rakyat? wong biasa akting koq disuruh urusin rakyat..ntr malah2 akting juga...huhuuuuuuuh!!apes tenan negara kowe.. he he heeee....
Sebut saja namanya Pa Margo, belakangan jadi tenar gara- gara mencalonkan diri jadi caleg di kampungku...rasa- rasanya saya koq tau ya, beliau ini kuliah juga ndak’ lulus, lah wong...kuliahnya juga sealmamater bareng aku....eeehhh..setelah ditilik- tilik si beliau ini punya duit buanyak jadi yaaahhh...maklum saja pengaruhnya gede juga. Cemen ya?? Kalo hanya pake jalan pelicin gitu mah...tukang becak dibayarin juga bisa atuh...hek hekkkk. Pernah dulu temenku iseng nawarin aku maju jadi caleg, ”Eh..lo kenapa seh gak nyaleg aja??? Ntr gw urus deh semua detil- detilnya, pokoknya di tanggung beres”...begitu tawaran temenku itu yang notabenenya pegawai senior pemerintahan,...kujawab aja: ”wah...gw gak bisa anteng boz, repot ntr kalo gw ngiler...he he hee, ngilerin rakyat, ngiler liat uang banyak,ngiler korupsi, ngiler kalo disuruh rapat yang gak jelas juntrungannya ha ha ha huaaaakkk huakkk huakkk cruattttt!!!
Siapa seh yang gau mau jadi kaya??? Tapi kalo begitu caranya sorry man...mendingan kaya begini aja, kerja sambil bermain jauh lebih nyaman,...datang sekali, survey dan kerja trus dapat duit deh...kan lebih enak. Jadi inget waktu aku kerja di manajemen, pagi kerja pulang sore sampe malem masih kerja, fisik kerja pikiran kerja sampe kentut tetep kerja dan yang bikin pengen muntah kalo pakai aksi senyum- seyum kuda buat si empunya yang punya gawe tetep seneng..wuiiihhh....gak enak banget tau!! Alhamdulillah akhirnya kejenuhan itu bisa diatasi setelah keputusan aku untuk keluar dari zona nyaman, walaupun banyak hal yang mesti aku tinggalkan dan aku korbankan, korban rasa, korban fitnah dan korban hati. Pelajaran yang paling berEmas buat gw...jadi tahulah sedikitnya tentang kenistaan organisasi he he he eeee...
Tahun 2009 adalah resolusi terbaik untuk merenung dan memperbaiki diri, setidaknya kesepemahaman hidup dan keselarasan hati dan fikiran untuk lebih teliti dan berdamai dengan diri sendiri dan juga hidup,...segala upaya yang telah dilalui tinggal diperbaiki dan ditingkatkan. Sepenuhnya harus ada perubahan secara signifkan dan terpadu, walau demikian ada banyak hal yang mesti saya penuhi di tahun ini supaya keinginanku untuk bahagiakan orang- orang disekitarku bisa terwujud amin, termasuk orang yang sekarang lagi nemenin aku nulis he he heee...dia senyum- senyum simpul aja tuh sambil nyengggolin tanganku ha ha ha haaaa (trainer koq payah??!!!).
Terima Kasih Tuhan segala limpahan kasihMu dan bahagia yang Kau torehkan buat aku semakin kuat dan teguh memenuhi janjiku, yaahhh,...walau belum sepenuhnya terwujud, seenggaknya aku bisa bertahan dari harga diriku untuk tidak bergelut dengan rasa benci dan dendam. Amin amin amin...aku bisa berjalan sesuai dengan aturan konsepMu. Saya jauh lebih nyaman, itu yang paling penting sehingga apapun yang aku kerjakan rasanya lebih nikmat. Mudah- mudahan kerjaku tetep bisa bermanfaat untuk orang lain amin.
PeMosting; Lindaazza
Read more...
Tuesday, December 30, 2008
SEKILAS CERPEN
RASA YANG TERTUNDA
Setumpuk proposal, program dan prosedur masih menunggu sentuhan tanganku, aku belum juga beranjak dari tempat tidurku,…sejenak aku menghela nafas, sedikit kuseret kakiku.. .huh! ada sedikit lelah dalam hatiku, yahhh…hati. Ini yang aku terus coba netralkan dengan segenap energiku. Saat ini rasanya percuma aku lawan…biarkan sajalah mengalir seperti hembusan angin….hmmm…nikmati saja.
1,5 tahun berlalu tak memberikan kesan apapun, hanya serpihan rasa simpatik yang tumbuh dalam hatiku kala itu, rasa kagum yang aku rasa semuanya biasa saja…pria muda ini berlalu seiring dengan rutinitasku….Akh…ada sedikit lucu berkecamuk dalam dada ini saat aku akui rasa itu terus mengusiliku dalam tidur malamku, walau terkadang aku tertawa kecil…aku akui rasa ini tersimpan rapih dalam hati kecilku seiring dengan waktu, kesibukanku dan lelahku.
Selasa, 29 Desember 2008
Memasuki tahun baru…….
Dia kembali hadir dan membuka kembali serpihan rasa ini buat aku sungguh tak berdaya, aku ingat betul kata- katanya…”Cobalah belajar menerima orang lain apa adanya”…ujarnya saat itu.,,, yah…persis ungkapanmu yang bilang “jangan kau pangkas bulatan menjadi kotak, itu akan sulit”…iya benar, aku akui itu….mana ada orang yang sempurna ya??? Kataku dalam hati.
Kehadiran sosok pria muda ini memantulkan kembali rasaku yang tersimpan rapih hampir 2 tahun yang lalu, aku coba tenangkan hati, kubiaskan rasaku dengan tertawa…walau ringkih rasanya hati ini menahan rasa “rindu”….kupaksa untuk mengabaikan pandanganku pada manik matanya yang lama sekali aku “rindukan”. Sesekali kagum dan senang menyeruak dalam urai cerita yang mengalir dari bibirnya tentang hidupnya, keluarganya dan tentang perjuangannya…”I’m proud u man”, ujarku dalam hati. Spontan aku cerita semua gundah yang lama aku tak tumpahkan pada siapapun…kecenderungan paranoid, marah, sedih…sesaat lenyap berganti dengan warna yang aku sendiri tak tau apa???
Entah apa lagi yang aku ingat….tidak ada, entah apa lagi yang membekas huuuuuuhhh….gak ada sama sekali, hati lagi hati lagi…aku sadarkan kembali ingatanku, anggap semua itu semilir angin lalu saja, kataku menghibur….
“Shiiittt!!!...lumayan bikin pusing juga ya,…he he he”, aku tertawa kecil
Alunan lagu Ryan d’Masiv kembali mengggelitik hatiku….
“Selama aku masih bisa bernafas...masih sanggup berjalan....Kukan selalu memujamu…meski ku tak tahu lagi, engkau ada dimana…dengarkan aku…kumerindukanmu 2x”……
Berkali- berkali aku dengarkan lagu d’masiv,...gak terbayang aku merasa rindu, aku sampai lupa rasa seperti ini hadir kembali setelah waktu membabat habis seluruh proses panjang hidupku…hati memang jujur, sulit rasanya aku tepis rasa ini….Ya Allah begitu banyak PR yang belum aku selesaikan, aku tahu ruas jalanku ini masih panjang dan berliku…
Biarlah hadirnya rasa ini sejenak menjadi bias episode hidupku saja dan aku belajar untuk menerimanya dengan bernafas panjang, kubiarkan rasa ini masuk dalam pori- pori tubuhku, darahku, otakku lalu ku urai lagi menjadi asa yang tertunda….On the way, pass the way and forget it….
(Indramayu, 30 Desember 2008, pkl 04.20 WIB dini hari)
Read more...
Tuesday, December 2, 2008
SEKELUMIT "HAL BIASA"
Hai Blogger sejati?? Pa kabar?? He he he…aku menghilang untuk beberapa saat, bukan ngabur tapi untuk refreshing sejenak, penikmat suguhan “kebebasan” dalam blog ini aku kangen untuk berbagi cerita (termasuk penyusup yang diam2 mengagumiku ha ha ha…buktinya jumlah pengunjungnya makin banyak juga ya???atau ada yang ngintip gw nulis apalagi gito!!! Ha ha ha…), ga usah pake ngejontorin mulut…ntr kaya Omas ato Budi Anduk….
Ku awali dengan candaan,..coz karakter seseorang gak bisa diubah, sekuat apapun dan sebengis apapun dan siapapun yang sengaja atau hanya “ngebanyol” untuk coba2 membunuh perubahan, aku yakin mustahil jika Tuhan belum berkehendak. Bukan untuk apa2…supaya kita belajar untuk dewasa dan bijak untuk berfikir menggunakan hati nurani masing- masing.
Sebelunya ku pikir aku hanya bisa meratap, menangis dan marah…atas semua rentetan peristiwa yang aku anggap ”biasa saja” (supaya tdk tll didramatisir), bukan mengapa? Walaupun kapasitas otak ku masih bertanya, koq ada hal yang demikian biadabnya sehingga semua hal dilakukan demi ke egoisan pribadi (kalo gak ngerti gak usah pake mikir, ntr pusing).
Kuakui semua terasa kerdil, tatkala semakin aku pahami semuanya terasa “biasa saja”. Dulu aku mikir juga kenapa aku bisa bertahan dengan luka dan pengabaian yang berkepanjangan, dusta dan ketersinggungan yang tak berkesudahan. Sabar, rela dan legowo yang aku pakai untuk dalih dari kenestapaan itu. Sampai aku tahu bahwa itu adalah pembelajaran yang tertunda, aku tahu betapa sangat tidak enaknya tidak diakui, betapa sakitnya disingkirkan dan betapa nistanya tidak diikutsertakan (sadar banget kalo aku hanya sebatas simbol doang). Duh gusti...sakit banget hatiku kala itu (lebih sakit dari putus cinta euy!!),...aku coba urut dada, lapangkan hati dan pikiran, ”Akh...mungkin belum saatnya barangkali”...fikirku saat itu.
Hampir 9 bulan aku lalui sejak rotasi aku pegang, semua nihil...hanya rekayasa dan dusta belaka yang aku terima. Aku coba kembali bersabar....Wuihhh...pedihnya hati ini terporot terus, aku coba tersenyum walau kala itu bathin ini teriris (mana enak seh, tertawa getir dan tersenyum diantara rasa sakit?).
Pada saat sedikit saja kesempatan aku coba raih, yang ada malah konfrontasi aneh yang tak terbersit sama sekali dalam otakku. Terperas sudah energiku untuk berfikir dan lelah sudah tubuhku menerima beban yang tak ada habisnya, aku tersungkur dalam kebohongan yang tak pernah aku lakukan. Ingin rasanya aku menjerit dan menangis namun kupaksa untuk tegar, berdiri tegak dan terus berjalan. Dalam lemahku aku masih menyisakan energiku untuk Yakin ”Tuhan masih bersamaku”, menuntunku dan mengarahkanku akan sebuah perubahan yang bersinergi.
Akhirnya keputusan yang sudah lama aku buat dan sempat aku urungkan tercetus sudah. Atas nama perubahan aku rela tersingkir, toh aku yakin keadilan akan datang seiring dengan berjalannya waktu. Aku tidak takut sama sekali dengan ancaman siapapun, aku hanya takut dengan Tuhan. Selama apa yang aku lakukan tidak mendustakan orang lain (tak ada hak aku atur orang lain untuk percaya). Satu hal lagi ”tak ada manusia manapun yang mampu mematikan karya orang lain”.
Dalam pejaman mata ini, aku tertegur akan setiap detil kejadian itu. Aku tersadar akan hak seseorang untuk berubah dan aku begitu tenang menghadapi pendewasaan ini. Oohhh...begini rasanya diubah oleh Tuhan, Ohhh...begini rasanya diajarkan untuk Ikhlas. Aku tahu ini bukan sekejap rasa duniawai saja namun jauh terasa nikmat mensejajarkan diri dengan pasrah yang datang dari hati yang tulus.
Aku sadar betul, setiap langkah perubahan butuh proses dan pengorbanan yang tak sedikit. Aku banyak belajar dan mencari pola yang sesuai dengan prinsipku, walaupun aku mesti berjuang mati- matian untuk memilah antara kawan dengan lawan, sampai aku tahu seperti apa ular berkepala dua, bermuka tembok, bertangan panjang, besar kepala, yeahh...buanyak banget kalo disebutin (istilah dalam iseng2ku yang terdahulu he he he).
Saat ini aku jauh lebih nyaman, aku bebas berekspresi dan menuai konsep yang lama aku rindukan, bisa berpetualang dengan tulisan2ku. Cuy cuy...nikmatnya dunia. Sayang sekali dulu mana ada yang mau melirik tulisanku maupun konsepku... yang ada malah dibuang di tong sampah (masih untung aja gak di bakar!)....yahhh...manusiawilah aku punya marah, lah wong aku dibilang maling dokumen koq (bro...bro ngapain pula aku nyolong bgituan, yang ngonsep juga aku he he he...)
Jalan hidup manusia semua ada yang ngatur, sampai menutup matapun ada yang atur. Sampai detik ini aku berupaya jauhin rasa benci, marah apalagi dendam. No way...aku belajar untuk selalu membuat energi positif dalam diriku, cukup sudah aku berkerumun dengan lingkungan kumuh negatif. Pengalaman adalah guru terbaik untuk rem aku kedepan, sejenak aku coba urai segala syukurku atas segala hal yang buat aku bisa bersikap bijak dan jauh lebih sabar. Walau demikian aku tak serta merta menghilangkan jasa dan ilmu yang sudah aku dapat, semua itu aku syukuri dan thanks banget untuk semua orang yang telah ada disekelilingku semuanya kuanggap baik dan berpengaruh dalam pendewasaanku.
Hmmmm...sudah ah, pass the way...biar semuanya jadi pelajaran hidupku aja...aku suka nulis, aku berdukapun aku nulis. Gimana ya??? Nulis sudah jadi soul aku. Sampai hal norak beginipun aku nulis, biar keliatan norak tapi aku punya harga diri ha ha ha....
Titip salam buat temen- temen mayaku yang rajin berselancar dan untuk teman- teman seperjuangan, maapin ya...kalo gak sempat pamitan!! Special buat Putra. Perjuangan hidupmu sangat inspiratif dalam karyaku....sampai akhir hayatmu aku akan kagumi selamanya....semoga damai dialam sana, rindu dan sayangku tak akan bertepi untukmu.
Read more...
Thursday, July 10, 2008
IsEnG- IsEnG JaHiL

Monday, June 23, 2008
SEKILAS CERPEN

KA Jayabaya, pukul 16.00 WIB
Suasana gerbong 4 Kereta Api begitu sangat santai melaju, gontai pula aku duduk dalam kursi sender ini, sesekali aku melempar pandanganku kearah jendela, lalu terdiam menyimak pramuniaga yang lalu lalang dan terkadang menawarkan makanan kepadaku, ku tolak halus dengan senyuman.
Udara dingin AC dalam KA terasa menggigilkan tubuhku, rasa lelah, penat dan penasaran menyergap dalam hati, lalu kurapatakan tubuhku dalam selimut tipis yang sengaja kubawa.
“Ah…lumayanlah untuk menyerang hawa dingin ini”. Gumamku dalam hati.
Kereta melaju beraturan, sesekali terasa cepat dan terdengar bunyi rel dan sirine berbenturan dengan kereta lewat lainnya.
“Uuuuhh…rasanya koq lama sekali kereta ini sampai”. Gerutuku dalam hati
Beruntung rasa beteku agak sedikit terkurangi dengan kehadiran anak kecil lucu, cerewet dan pintar yang menyapaku dan mengajakku berbincang. Binar matanya mengingatkanku pada gadis kecilku di rumah. Kira- kira usia 2,5 tahun, aku kagum dengan kecerdasanya yang mampu mengusai 3 bahasa.
”Wow...keren banget, usia sekecil itu sudah pandai”. Seruku memujinya
Akhirnya Kereta tiba tepat pada waktunya, aku bergegas mengemasi barang- barang menuju pintu keluar stasiun, aku turuni anak tangga. Sambil sesekali mataku mencari sosok yang aku cari. Lalu....
”Hai...sayang”. Sapanya sambil menepuk punggungku
”Lelah ya?..Sorry aku agak terlambat menjemput, macet banget tadi, soalnya ada demo”. Ujarnya beralasan.
”Ga apa- apa, aku juga baru sampai koq”. Balasku dengan uluran tangan menyalaminya.
”Hmmm...pria ini begitu antusias juga”. Aku tertegun dalam hati
”Pria yang masih asing ini menurutku cukup baik, walau terkadang aku kurang nyaman dengan tatapan matanya, entahlah...rasanya koq aneh???”. Hatiku berkecamuk dengan segudang tanya.
Lalu dia mengiringiku menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari Stasiun. Kucoba senderkan tubuhku di jok mobil, sambil kupandangi kota ini yang dulu pernah menjadi saksi sejarah perjalanan hidupku dan kuperhatikan sejenak aksi demo- demo dijalanan serta lampu- lampu malam yang menjadi ciri khas kota- kota besar.
Tak kuhiraukan pria ini yang terus mencuri pandang padaku, aku terlarut dalam fikiranku tentang aku dan masa laluku.
Kembali kurebahkan tubuhku,...
”Kamu lapar, sayang?”. tanyanya dengan nada sumbang
”Aku tidak begitu lapar, kalau kamu mau makan aku temani?”. tawarku dengan sopan
”Bagimana kalau kita makan ditempat yang sudah kita pesan?, sepertinya akan terasa lebih enak tuh?”. Jawabnya memberi altenatif
”Ok..”. Jawabku singkat
Hatiku berbunga- bunga tatkala harapanku untuk dapat melihat pemandangan lampu kota dari atas gedung bertingkat akan segera terwujud. Dia bilang sengaja pesankan Kafe dilantai atas khusus untukku, agar aku bisa melihat hamparan lampu kota yang indah di malam hari. Ada bahagia menyeruak dalam hatiku ketika attensi itu tertuju padaku.
Tidak terlalu sulit perjalanan ini kita tempuh, hanya dengan makan waktu 15 menit akhirnya kita sampai ditempat yang dituju. Segera kita menuju lantai 23, Kafe Senotaria tak begitu ramai pengunjung. Dengan lampu remang- remang, hanya berhiaskan lilin yang terkesan romantis menambah suasana nyaman dan syahdu. Kududuk terpaku sambil kupandangi pemandangan yang sudah lama aku rindukan....
”Hmmm...kota ini tidak banyak berubah”. Sejenak aku tertegun
Kurasakan ada desiran halus menyentuh hatiku, tapi tersendat tatkala mataku beradu pandang dengan pria di hadapanku.
Akhirnya semakin jelas aku bisa melihat wajahnya, sesaat dia melempar senyum padaku.
”Bagaimana dengan pemandangannya sayang? Bagus kan?”. Dia bertanya padaku
”Lumayan...aku suka dengan alam?, banyak inspirasi yang aku dapat dari sana karena alam begitu jujur?”. Jelasku padanya
Banyak hal yang dia tanyakan padaku dan kujawab sekenanya.
Malam itu seharusnya bisa mengurangi rasa penatku, setelah perjalanan 5 jam dari kotaku, Tapi.... Entah apa yang ada dalam benakku saat itu, rasa hambar begitu kuat mendesak dalam dadaku, rasa gelisah ini makin membuatku tak begitu nyaman. Aku berusaha menggeser posisi dudukku agar bisa mengurangi resah ini, kucoba menghela nafas dan merilekskan tubuhku.
Kupandangi pria aneh yang saat itu ada didepanku....
Pria hangat dan bersahabat ini tampak begitu luwes berbicara tentang diri dan pengalamannya. Cukup matang pola fikirnya, dewasa dan simple. Walau terkadang aku kurang suka tatkala dia berbicara narsis tentang dirinya. Aku tersenyum kecut saat alur pembicaraanya hanya tertuju pada kebanggaan- kebanggaan dirinya saja.
”Yeahh..Ego juga nih cowok!”. Seruku dalam hati
”Males banget, kalau begini saja yang ia bicarakan”. Aku terus bergumam dalam hati.
Dia begitu asyik dengan dirinya saja, tanpa menghiraukan aku sama sekali. Masygul rasanya aku mendengar ceritanya. Sekalipun aku cerita, dia tidak begitu tertarik.
Aku menghela nafas panjang........
Mungkin karena kematangan usia dan pengalamannya, membuat dia begitu keras dan kaku”. Aku mengibur diri
Hampir saja aku tidak dapat mengimbangi reaksinya, beruntung aku bisa mencairkan suasana dengan candaanku. Dan sesekali aku terdiam, untuk melapisi adaptasi terhadap dirinya, namun sekali lagi aku sama sekali tidak bisa menebar nyaman dalam dirikku.
Malam,....terus berlalu, tanpa ada ceremony apapun. Sepanjang malam itu aku hanya menjadi pendengar yang baik, kusimak setiap kata- katanya dan kuperhatikan ekspresi wajahnya yang datar. Ada sedikit sesal dalam hatiku karena rasa penat dan lelah ini tak kunjung usai. Malam yang aku impikan hilang bagai angin senja bersilang lalu.
Malam begitu larut....
segera kubergegas meninggalkan Kafe itu tanpa kesan. Dia genggam tanganku sambil berlalu dari tempat itu. Aku terdiam membisu dalam anganku. Kutersenyum tatkala segalanya akan segera usai, tak ada yang tersisa dan tak ada yang patut dikenang, semuanya berlalu begitu saja.
Saat ini aku tertegun, ingatanku melayang pada keadaan sebelum pertemuan itu terjadi. Sosok pria ini begitu berambisi sekali betemu denganku, dia meyakinkan aku dengan berbagai alasan dan permohonan.
Berondong kata- kata mesra yang kemaren dia ucapkan pun kini hilang seiring dengan usainya pertemuan malam itu. Aku tersenyum mengingat kejadian tersebut, sambil tertegun aku berucap...
”Malang benar nasib wanita, kalau sampai kejadian tersebut dirasakan dengan HATI!”....
Thursday, May 29, 2008
SEKILAS CERPEN
COWOK MATRE OH COWOK MATRE...
Joni, sebut aja namanya begitu. Lelaki ini tidak begitu tampan tapi sangat enak dipandang, cara bicaranya yang menarik dan sikapnya yang simpatik membuatku menjadi butuh dengan kehadirannya.
“Hai sayang…pa kabar??dah makan belom?”. Sapanya melalui sms
Hari- hariku tanpa sepi dengan kehadiran sapanya lewat sms ataupun via telephon. Kiriman bucket bunga, coklat, kado- kado istemewa, keromantisan serta perhatiannya yang kadang berlebihan kadang membuatku tersanjung dan bahkan aku merasa menjadi wanita yang paling bahagia. Hmmm….coba? wanita mana yang tidak bahagia diperlakukan seperti ini??
Suatu ketika, teleponku bunyi….
Kutengok..ternyata Joniku yang telepon, segera aku angkat…suara bariton terdengar jelas ditelingaku.
“Sayang lagi ngapain??...aku kangen neh??”. Suaranya merajuk.
“Hmmm….say, aku perlu pulsa neh…kirim ya? Soalnya aku lagi di pelosok desa, nanti aku ganti deh..”.Ujarnya dengan nada khasnya.
“Oke, aku kirim segera ya?. Balasku dengan ringan. Kebetulan aku punya bisnis stock pulsa kecil- kecilan, jadi tidak ada alasan untuk menolaknya.
Seminggu kemudian…
Joni tersenyum, tapi aku lihat wajahnya agak murung. Lalu aku tanya;
“Kenapa Say?koq bete banget”. Kataku dengan penasaran.
“Iya neh Yang, aku kesel banget…soalnya dari kemaren Teddy mau pinjem uang, tapi uangku masih kurang cukup, bagimana ya?”. Terawangnya saat itu
Lalu sambungnya….
“Bagaimana kalau aku pinjem uangmu dulu, nanti aku ganti deh?. Ungkapnya dengan nada ringan
Dengan sungkan aku berujar….
“Oooh…begitu? Ya dah ntar besok aku transfer?. Jawabku dengan nada sungkan
Ini untuk yang kesekian kalinya Joni meminjam uangku tanpa mengembalikannya sepeserpun. Berkali- kali minta pulsalah, pinjem uanglah, bayarin kreditlah, blab la bla..
Aku sampai bosan juga dengan permintaannya.
Semalaman aku merenung, apa yang sebenarnya terjadi??
“Apa iya?ada fenomena cowok matre???”. Bisikku dalam banthin
“Kalau begini terus menerus, bisa habislah aku???”. Aku terus berbisik dalam hati
Suatu pagi yang indah, cahaya matahari bersinar dengan hangatnya…aku bernyanyi kecil sambil mengklik beberapa artikel yang masuk kedalam Emailku. Sambil aku melirik berkali- kali bunyi hp disebelahku, semaleman beberapa kali juga Joni terus menghubungiku tapi tak satupun aku jawab, semua smsnya aku reject. Hanya barisan kata yang keluar dari Bibirku saat ini:
COWOK MATRE, COWOK MATRE….KE LAUT AJE!!
DITELEN IKAN HIU, MAMPUS LO!!!
CAPE DEAH….
Read more...
Tuesday, May 20, 2008
Sekilas Cerpen
PONDOK HALIMUN
Sesaat aku memandang bayanganku dalam cermin, “hmmm…aku bergumam dalam hati, ternyata aku masih ada toh!!”..aku rasa kesialan ini tidak akan aku bawa sampai maut menjemputku….
Aku terus terngiang ucapannya tentang aku yang dikatakan bodoh , “Ah…sial! apa memang aku sebodoh itu??? Fikirku dalam hati….
Telpon berdering….
Hei??... Neina pa kabar??? Suara girang seberang sana terdengar mengejutkan..”Oh aku baik2 saja, ada apa say??” Jawabku sekenanya… “Jalan yuk? Aku bete nih?? Aku kangen ma kamu???” Suara itu terus bergelayut manja ditelingaku… seakan terus berdesir membuncah semua lamunanku yang terkadang basi dan membosankan.
“Hmmm…gimana yah? Sorry Ndre…aku lagi malas jalan nih? Next time aja gimana??” Aku beralasan agar suara tesebut dapat segera terputus, “Duh Nein…aku pengen banget ketemu ma kamu, barang lima menit saja???” suara itu terasa memelas dan merajuk. “Ya dah aku tunggu di rumahku ya?” Jawabku terpaksa. “Ok deh.. see u Baby” …tut..tut..tut.. suara tutup telpon terdengar diujung sana.
Aku terus termangu memandang wajah senduku, hatiku tak dapat dibohongi, dan jiwaku terus melayang pada sebuah harapan kosong, aku memang cerdas tapi tak secerdas penggalan perjalanan hidupku.
Aku memang anggun tapi tak seanggun pribadiku yang sesungguhnya. begitu banyak beban dan masalah yang terus menghampiriku, aku sampai bosan begaul dengan rutinitasku yang terkadang amat menjemukan.
Fikiranku terus melayang pada seorang pria yang akhir- akhir ini mampir dalam kehidupanku, “Yah…laki- laki ini telah menorehkan kisah dalam hidupku. Aku hanya dapat menarik nafas panjang tatkala ingatanku tertuju pada sosok aneh yang tanpa aku sadari terlalu jauh aku terperosok didalamya. “Ternyata aku memang naïf!!!” gumamku dalam hati. “Aku gak yakin akan dirku saat ini, setidaknya besok, besok lusa atau besok depan aku akan kembali menjadi diriku yang sesungguhnya”…aku terus menghiburku dalam hati…, “aku tak mau dikatakan picik oleh diriku sendiri!! Aku terus membendung perasaan ini.
Aku begitu yakin mampu membuat semuanya kembali pada kodrat yang sesungguhnya, sehingga kemampuan logika berfikirku dapat diterima oleh akal sehat, tidak lagi berangan- angan tentang harapan kosong pada sebuah kenyataan yang sebenarnya tidak ada. “Ah…aku memang tidak waras!!! Sampai kapan aku jadi pecundang seperti ini, sial !!! ” suara hatiku terus saja menghakimiku.
“Aku takut sekali, Apa kamu bisa menemaniku??? Ucapku saat itu. “Tenang aja sayang…aku akan terus disampingmu, apapun yang terjadi, percayalah…aku akan membantumu??” Jawabnya tanpa beban.
“Oooohh… suara itu begitu indah sekali terdengar diantara kesepian dan kepenatanku. Dia begitu perhatian dan hangat, menggairahkan juga memotivasi setiap langkahku, aku terbayang pada naluri hatinya yang seolah terkesan jujur, namun terbersit ragu kala semuanya semu, “Ah… Sayang apa kamu tetap demikian, atau hanya pelarian saja”, aku bergumam dalam keraguanku….
Tak dapat kupungkiri hadirnya dia hanya pemanis dalam hidupku, hanya pelepas segala kelelahanku, juga tempat kehangatan bagi kebekuan hatiku. Namun aku yakin dia mampu meluluhkan keangkuhan dan arogansiku akan sebuah ketakutan kehilangan sosoknya.
Khayalanku terus melambung jauh, membawa sebagian jiwaku pada kebahagiaan semu, Dengannya aku merasa tenang, dengannya aku merasa terlindungi dan dengannya pula aku dapat menemukan nuansa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Dari dia aku belajar menghargai diri sendiri, mencintai dan menuntunku untuk dapat meraih bintang dengan kebahagiaan. Aku terpaku dengan ketenangannya menghadapi hidup walaupun aku tidak tahu siapa dia, aku tidak peduli, aku tidak mau tahu sedetil apapun tentang dirinya. Dimataku dia teman diskusi yang hebat…
Aku menatap lampu- lampu malam yang terhampar luas didepanku, udara dingin terasa sangat menggigit, aku merapatkan tubuh mungilku dalam pelukannya… aku tak dapat berpaling sedetikpun dengan kemesraan ini, perlahan- lahan aku hirup udara sejuk ini lalu aku keluarkan melalui mulutku, aku hanya dapat merasakan kehangatan mengalir melalui pori- poriku. Tangan kekarnya terus memelukku erat…, “Indah banget ya Sayang??” Ucapnya saat itu.., aku hanya menganggukan kepala…”Ya Tuhan…akankah bahagia ini akan terenggut dari hidupku lagi??, Akankah bahagia ini hanya sesaat ini saja???”, aku bergumam dalam hati…
”Aku bahagia sekali malam ini Sayang”. Ucapku dengan nada datar. Lalu dia mencium keningku dengan lembut. Dan aku membalasnya dengan pejaman mata yang nanar. Dalam hati aku berkata “aku tulus menerima ini sebagai anugerah Sayang… tapi bukan sebagai kenyataan…”
Ukh…sosoknya betul- betul membuatku bisu, aku yang terkadang arogan hanya terdiam dalam buaian hangatnya, aku tak mengerti makna pertemuan ini, aku tak paham gejolak apa yang aku rasakan saat ini, aku hanya berkata dalam hati “Aku butuh kamu saat ini Sayang…”. Aku tak peduli dengan jawabanmu, aku tak mau tahu balasan darimu, aku hanya dapat merasakan bahagia ini dalam sunyi dan kesendirianku…” Aku terus berucap dalam bisu panjangku.
Dia menatapku tajam, seolah pandangannya menusuk puing- puing hatiku yang pada saat itu hampir pudar tak berbentuk, “Akh…ingin rasanya aku berlari menghindari tatapan matanya, ingin rasanya aku memutus semua keindahan racun ini, aku tak sanggup untuk beralih, aku hanya terdiam dalam hampa yang tak dapat aku temukan jawabnya”.
Kini aku mencoba mencari kunci dari segala gundah yang terus menghantuiku, aku yakin tatkala semuanya usai, akhir episode ini akan menjadi kenangan manis yang tak akan terlupakan sepanjang kehidupanku.
Aku menatap tumpukan buku di meja kerjaku, menatap foto anak- anak didikku yang tersenyum manis padaku…”Yah…inilah cintaku yang sesungguhnya, cintaku pada sebuah harapan besar masa depanku..”. Aku berdiri menatap jendela dikamarku, pandanganku beredar pada sebuah pemandangan yang menyejukkan…aku berharap semua harapan itu pasti menjadi nyata….
Aku mencoba mengalihkan perhatianku pada sebuah mimpi panjang yang telah aku bentuk dalam otak, hati dan jiwaku…, masaku akan berakhir, ukiran manis nan indah itu akan segera menjadi sejarah saja, aku tak dapat meraih apapun kecuali aku mampu bertahan dalam rotasi hidupku. Cinta yang selama ini aku cari ada dalam diri aku sendiri, aku akan selalu ingat akan janjiku pada sebuah pengabdian sosial yang selama ini aku agungkan, yah…aku akan terus berjalan menggapai anganku, citaku dan masa depanku…melangkah seiring dengan irama bathinku.
Kesan manis dan membahagiakan apabila aku mampu membuat semua orang disekelilingku bahagia, itulah cinta sejatiku..uuuuhhh…aku dapat menemukan jawabanya saat ini, sekarang, dan yang akan datang…
(Untuk seseorang yang menjadi inspirator dalam karyaku)
Read more...
KORUPSI???!!!MATI AJA DEH LO...

Alkisah di Organisasi Kocar Kacir,..........
Dipagi yang sumpek dan eneg- eneg...
“Bagaimana, deadline sudah beres?”…Bozku bertanya (Senin)
“Jangan lupa, saya sudah menerima laporan hari ini?”….Bosku meminta (Selasa)
“Saya tidak mau tahu, pokoknya semua program itu harus segera dibatalkan!...Bozku komplain (Rabu)
“Ini sama sekali tidak sesuai, masa buat budget tinggi sekali”, sambil mencoret semua yang sudah direncanakan?....Bozku menolak (kamis)
“Ngapain kerja, anda tidak menghasilkan apa- apa!....Bozku marah (Jumat)
“Bekerja itu mesti berkualitas! Semuanya mesti menghasilkan..”…Bozku sedang ceramah (sabtu)
Hari- hari dengan segala rutinitas diatas, sudah biasa menjadi bumbu penyedap kerjaanku. Yahh…termasuk asap rokok yang mengepul tiap hari di ruang kerjaku (yang nota benenya bidang kesehatan) tapi sudah banyak muka tembok, jadi seperti tembok semua…
Kuceritakan ya,……
Sssssttt….Bosku itu orang yang royal tapi cenderung pelit, royal dengan hal- hal yang gak mutu tapi pelit untuk perubahan, mau maju tapi gak mau modal (Yeahh….sama aja boong)….hari gini mana ada kemajuan pake gratisan. Tapi aku salut dengan pola fikirnya yang tanggap dengan perubahan, sayangnya penasehat pribadinya gak ada yang Jabeg (he he he….nyontek bahasa adekku…) artinya “gak ada yang bener”. Kasian juga bosku ini, habis- habisan out come money tapi hasilya nol besar… (Duh…My Boz, kasian sekali dikau…semoga tak selamanya begini)
Karyawan yang satu ini tampak aneh, kerjaanya cuma duduk, merokok, ngobrol, mengawasi staf, ngatur ini itu. Padahal dia sendiri tidak pernah bisa diatur…tau ttg protap kerjaanpun tidak, bahkan yang lebih parah gaptek abizzz (computer juga gak tau, hp juga untung2an karena kebutuhan… (Itu lho…kroninya si Boz, hampir 20% manusia ini menjadi hantu di kantorku)
Hmm….yang ini lain lagi, sok pinter dan sok tahu (kalo ngomong salah…wuihh…malu banget), gini- gini…staf ini kebanggan bos lho!...tak habis pikir kenapa hidup ya? Hikh hikh…hikh…(ketawaku ngumpet, takut ketahuan). Ceramahnya kaya orang pinter di negeri dongeng, mirip observer kebingungan (kaya paman Gembul….. huakh…huakh…wak…. Wak…. wak….Cruuutt….sumpah lucu banget tau!). Padahal kalo ditanya jawabnya sekenanya (Aduh…kasian juga ya, kalo diisi orang begini, mana bisa maju?)…Mungkin untuk nyumpekin tempat aja, lumayan buat tontonan gratis, he he he he….
Ada lagi….karyawan ini aneh bin ajaib. Sejujurnya sih pinter tapi keblinger…otaknya “Uaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang terussssssssssssssssssss”. Otaknya licik, licin, cuci tangan dan hobby mengkritik pekerjaan orang, tapi….kalo suruh ngerjain, sumpah…gak bisa tuh, ada aja alasannya, yang ngeri kalo pake dalil kitab….uuhhh…Cape deah! (tahu haram, eh dilakukan juga)….eh iya, staf ini masih perawan lho (kan belum disentuh wanita, he he he), bilangnya haram coy…iihhh nyentuh bukan muhrimnya haram, kalo korupsi embat terus!). Mana yang bener neh?….(pura- pura tutup mata aja deh)
Nah ini dia, sebenarnya staf ini saya suka….karena cepet bisa dipengaruhi, jadi…kalo ada program- program apapun cepet disetujui, tapi….hmmm…karena kelemahannaya ini sering dimanfaatkan orang (kasin juga ya…Cuma duduk jadi simbol dooang), yang lebih parah lagi kalo diomelin bawahannya dia Cuma bengong aja dan memasang wajah memeles (Oalah….piye toh, moso pimpinan dimarahin anak bawang), mungkin karena ketidaktahuannya jadi nelongso. Tenang aja coy….saya bantu dari jauh aja ya…Makanya saran aku, belajar yo…biar gak dikadalin orang terus.
Selanjutnya, staf yang pendiam dan penurut….tidak banyak komplain, tampak aman dan ABS (asal bapak senang…), staf seperti ini cenderung tidak banyak memberikan kontribusi di lingkungan kerjaku, Eiittttsss…..tapi jangan salah kemampuan diamnya menjadi alat untuk menggerogoti orang lain dan bahkan bisa mengahancurkan organisasi ini. Mulutnya baik sekali tapi hatinya serigala…kalo didalem “no comment…, kalo diluar yuuukkk….korupsi bareng- bareng, jelek2in orang lain, buka aib organisasi. Wah orang ini akan jadi duri dalam daging…kalo tidak cepet dibasmi (kecoa kale….he he he he)
Yuuukk….ini ada lagi, aneh tapi nyata…kita tengok disebelah meja kerjaku, tampak ada staf yang tidak pernah ngerjain apapun, tapi…minta ampun disayang ma bosku, yang dibilang ahli lah, pinterlah, berpengalaman lah, bla…bla…bla. Tapi dasar musang tampang manisnya jadi modal untuk bikin bosku luluh. Emang bagus juga sehhh…tapi gak tahan dengan tingkahnya yang sok nempeeeeeeellll terus sama bos, tidak ada hari lepas dari telinga bos, bisikannya dahsyat….(aku kadang eneg ½ mati)
Yang ini ada lagi, Superman gak pake sayap…sok konsep tapi gak tau tekhnis, tampak pinter tapi nilainya hancur (itu waktu kuliah dulu), sok banggain diri dengan pekerjaanya tapi tidak bertanya akan kontribusinya…(Wouiii….kemana aja lo!). Emosinya terlalu tinggi sehingga tampak bego kalo ada acara meeting terbuka, bukan saja mempermalukan diri sendiri namun juga mempertontonkan kelemahannya didepan orang lain, sungguh malang nasibmu nak…aku hanya akan menyaksikan kehancuranmu…(bukan doa tapi hanya prediksi, hihk….hikh..sama aja ya?), sebenarnya potensinya cukup besar untuk menjadi “Cassanova”….andai dia mampu mengimbangi dengan rasionalnya pastinya akan menjadi pionir yang handal.
Satu lagi yang menarik perhatian saya,…staf ini ular bermuka dua, licik dan gila banget. Sepak terjangnya menghalalkan berbagai cara, strategi korupsinya cukup halus, bahkan sampai pada batas kolaps pun mampu membuka mata ponggawa2nya. Main suap sana sini sudah hobby yang mengakar dalam darahnya, hasilnya…hmmm…cukup lumayan menghidupi antek- antek keluarganya. Jangan heran staf seperti ini akan dilindungi habis-habisan di lingkungan kerjaku. Staf seperti ini tidak akan ada matinya. Seperti virus yang menjadi dorman. Hebat….hebat….saya salut, kuacungi 4 jempol untuk staff begini (termasuk jempol kaki, huk,,,huk….huk….). Sssssttt….saya juga termasuk orang yang anti korup… (kasihan anak cucuku nanti makan duit haram).
Sssstttt....ini guyonan kelas teri tapi kalo ada yang merasa jangan kebakaran jenggot ya hiikk hikk hikkkk.....
Kalo sewot laporin aja ke KPK CAP CURUT
No tlp: 0000000011 (selamat salah sambung ha ha haaaaaaaa.....) Read more... Read More..
KEIKHLASAN HATI...
UNTUK SESEORANG YANG AKU KAGUMI…
Kerinduanku padamu seolah tak dapat aku bendung lagi, sosok mengagumkan yang selalu ada disaat aku pilu, disaat aku lelah dan disaat aku senang. Bahkan sharing yang selalu kita lakukan selalu menghasilkan energi positif untuk kelangsungan karirku. Tak dapat kupungkiri kehadiranmu (dalam bentuk diskusi & advice) membuatku semakin berpersepsi dan meyakini segala ucapanmu sangat berpengaruh dalam sendi- sendi kehidupanku. Jejak yang sudah aku lalui adalah besar dari campur tanganmu, polesan manis dari setiap nasihat- nasihat bijakmu. Walaupun demikian aku tak serta merta membuat pola itu persis seperti dirimu, aku tetap menjadi diriku sendiri dengan berbagai rem dan kepercayaan yang kau berikan padaku. Ada banyak hal yang membuatku sangat bahagia, tertantang dan tersenyum. Rumus mataharimu membuatku bangkit untuk tetap bersinar bagi semesta alam.
Setiap senyum hangatmu yang selalu kau sunggingkan untukku dan sikapmu yang bersahaja serta kekagumanku akan pola fikirmu membuatku terobsesi akan dirimu. Sekali lagi kau buai aku dengan kemandirian yang mesti terpatri dalam hati dan tindakanku, walau demikian demokratisnya sikapmu tak pelak membuatku semakin mengagumimu. Kau…ajari aku banyak hal dan menciptakan nuansa baru yang beraroma dalam hias mimpi- mimpiku. Tak urung segalanya terasa indah, terasa mudah dan terasa ringan. Seolah dewa fortuna sabar menghampiri segala aktivitasku. Satu hal yang selalu aku ingat…apapun yang aku lakukan tak sedikitpun kau melarangku ataupun menghakimiku tapi dukungan dan support membuat aku terus berkarya.
Waktu telah berlalu, merubah seluruh nadi kehidupanku. Aku tersadar penuh akan konsekuansi yang mesti aku tanggung. Keindahan itu seolah pudar aku rasakan, gejolak hatipun semakin terasa menghimpit gairah karyaku. Tak sedikit pula aku semakin jauh dari rasa yang selama ini aku rindukan, dan tak jarang pula aku merasa haus akan katalisator yang selama ini ada didekatku.
Aku baru tersadar….itu adalah bagian dari masa laluku, bagian dari proses pembelajaranku, bagian dari asaku yang aku bentuk untuk menjadi diriku yang sesungguhnya.
Aku mencoba beranjak dari laluku dan membentuk kembali harapan itu menjadi nyata. Dalam sendiriku aku terus mencari pola, tak sedikit aku terseret arus hidup yang terasa menyakitkan, menatap aral yang terkadang aku nistakan dalam prinsip hidupku. Aku paksa menatap warna hitam pekat didepan mataku. Kutelan pahit, kujabarkan arti dan kusimpulkan maknanya menjadi proses belajarku.
Tuhan sedang mengajariku sebuah “arti” yang selama ini aku lalaikan, Tuhan sedang mengajariku “damai” dalam hati yang selama ini aku abaikan. Dari proses yang aku dapatkan juga termasuk persepsi yang salah membuatku khilaf.
Dan hari ini aku tahu apa yang sesunguhnya Tuhan ajarkan padaku,….sayup- sayup akupun belajar bangkit, mencari dan menguraikan satu persatu permasalahan hidup lalu aku coba terapkan dalam hati, fikiran dan rasaku. Tuhan sayang padaku…mengingatkanku dengan begitu halus, menertibkan hatiku dari segala alpa yang selama ini sering aku lakukan.
Detik ini aku mencoba membangkitkan ikhlasku dan kubentuk kesabaranku dengan lapang dada, kemudian aku coba tersenyum…kusentuh seluruh relung jiwaku. Aku berdiri tegak dan yakinkan dalam hati…Tuhan tetap bersamaku, Tuhan bersama orang- orang yang sabar dan Tuhan mencintai orang- orang yang jujur. Aku tak mau jauh dari Tuhan dan aku takut dijauhi Tuhan. Betapa aku paham bahwa ini adalah pembelajaran yang amat panjang dan berliku.
Tahukah kamu, sakitnya dibaikan? Sakitnya tak dihargai?...inipun belajar, kuuntai doa dan kuelus dadaku, sekali lagi untuk ikhlas dan sabar. Segala saran dan kasihmu cukup membangkitkan aku dari resah ini. Walaupun aku sadari bagimana hadapi munafiknya hidup dan menyaksikan kebiadaban manusia dalam berbagai cara, dengki, sirik, sabotase, dendam dll. Sekali lagi aku tetap pada jalur Tuhan. Sabar….Ikhlas dan berdoalah…., Tuhan selalu bersama kita.
Kamu bilang…sabar bukan berarti pasrah, namun tetap ukir prestasi dan berusaha melakukan yang terbaik. Satu hal yang tak hilang adalah aku tetap berkarya dan aku tetap berjalan menyusuri takdirku untuk memenuhi janjiku selalu menjadi “MATAHARI”. Amin…
Read more...