MERENTANG WAKTU DALAM FACEBOOK
Pramono Aditya…..
Oowww..Owww, aku tercekat kaget setelah aku telusuri sekali lagi pencarian teman melalui jaringan facebook ku…
“Ya…ampun, apa dia pria yang selama ini aku cari selama 5 tahun”. Aku terus melototi
computer di depanku dengan harapan benar kalau dia adalah Pram.
Aku baca setiap detail profile yang didepanku,…
Pramono Aditya, tanggal lahir 24 April, status menikah, mencari persahabatan dan jaringan, pekerjaan Manager Marketing PT. Nusa Prima….
Yups…fotonya yang membuatku yakin kalau dia adalah benar Pramono Aditya
“Hmmmm….berubah sekali dia sekarang. Jauh lebih dewasa, agak gemuk dan jambangnya masih ada”. Gerutuku dalam hati
Pria yang setelah lama aku cari, kini sudah berkeluarga dan karirnya sudah melesat jauh.
Tidak mengherankan, dulu dia cukup gigih memperjuangkan hidup dan masa depannya.
Pria ini meninggalkan kenangan manis di pulau Bali.
Yahhh…ditempat itulah aku mengenalnya, sosok pria muda tampan yang cool, charming dan funny.
Gala Dinner, 28 Juni 2005
“Koq bisa terlambat bus Mbak.” Ujarnya mengagetkanku
“Wah…kukira masih ada bus yang lain tuh?”. Jawabku dengan terbengong- bengong.
Beruntung sekali aku bertemu dengan pria ini, kalau tidak aku bisa tersesat ditempat ini.
“Waduh…teledor banget seh aku”. Umpatku dengan nada kesal
Terlalu asyik memperhatikan foto- foto sejarah sampai lupa aku ketinggalan bus.
Aku ingat waktu itu, sekitar 1 minggu ada conference yang mesti aku hadiri di Bali dalam rangka rapat kerja di kantorku. Cukup menyenangkan karena aku bisa berjumpa dengan teman- teman beda negara yang satu profesi denganku.
Hari- hariku cukup padat dengan segudang rencana kerja dan presentasi, lumayan melelahkan tapi bisa terobati dengan keindahan pulau Dewata ini.
Saat Bus berjalan menyusuri jalan menuju Bascamp Sanur Resort
“Pramono Aditya, cukup panggil aku Pram saja.” Ujarnya sambil mengulurkan tangan
“Aku tim pemandu Guide disini yang membantu acara Mbak.” Ucapnya menjelaskan
“Adinda…” aku membalasnya dengan senyuman.
“Ohhh….pantesan hapal banget daerah sini”. Jawabku
“Nginep dimana, Mbak”. Lanjutnya
“Puri Mesari”. Jawabku sekenanya
“Its…ok, aku antar saja nanti bareng dengan rombongan yang lain”. Tawarnya padaku
Aku anggukan kepalaku, tanda setuju
Hari ke 6 conference…..
“Hai Din”. Dia menepuk punggungku dari belakang
“Hai Pram.” Ujarku setengah terkejut
“Ntr malem ada acara gak?”. Dia bertanya padaku sambil menggerakkan tanganya
“Hmmm….ga ada tuh”. Aku jawab dengan ragu
“Ntr malem aku jemput ke Puri Mesari jam 7, ok?”. Ujarnya sambil berlalu
Aku hanya diam, melihat ulah Pramono yang sedikit memaksa tanpa ada persetujuan dariku. Akupun gak tau kenapa?? Mungkin karena aku juga kesepian he he heeeee….
Selama 1 minggu di Bali aku hanya ditemani Jacky temenku dari New Zeland. Aku terkadang bosan dan bete juga karena temankupun punya kesibukan sendiri. Maklum kita beda negara yang terkadang beda pula kebiasaan.
“Uuuuhhhhh, cape deah”. Seruku dalam hati
Tepat pukul 19.00 WIB (waktu setempat)
“Krrrrrrrrrrrrriiinggg”….telepon kamar hotelku berbunyi
“Maaf Bu…ada yang menunggu di lobby”. Ujar resepsionis di seberang sana
“Siapa ya??bisa aku berbicara dengan orangnya”. Jawabku
Sesaat kemudian…..
“Adinda…ayo dong turun, aku dah nunggu nih”. Suara pria yang tak asing lagi bagiku
“Pram…kita mau jalan kemana”. Aku menjawab dengan sungkan
“Pokoknya kamu turun sekarang, aku tunggu”. Suara merajuknya membuatku tak tega
Aku tergesa- gesa berganti pakaian, celana Jeans setengah lutut, t- shirt, sweeter rajut plus shall hitam melilit dileherku, polesan lipstick tipis. Aku bergegas turun kebawah menuju lobby puri.
Kuhampiri Pramono yang asyik mengobrol dengan room boy hotel…..
Lalu dia menatap dan tersenyum padaku. Pramono tampak santai dengan celana pendek cream dibawah lutut, kaos oblong putih dan wajahnya tampak berseri-seri, kuakui dia memang tampan dan cool dengan bekas cukuran jambang yang masih tampak membiru.
Kemudian dia mengiringiku menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari puri tempatku menginap.
Sepanjang jalan kami bercengkrama tentang aktivitas masing- masing, Pramono begitu hafal dengan tiap detil kota ini, dia menjelaskan setiap sudut kota dan makanan khas Bali dengan lancar. Terkadang dia menatapku lama sambil melemparkan senyum padaku dan sesekali menggenggam tanganku. Entah apa yang aku rasakan saat itu, hanya perasaan nyaman bercampur berat yang mendera didada, aku tidak protes atau menghindar hanya bisu yang muncul dari bibirku.
“Huhhh….nyaman sekali rasanya hati ini”. Gumamku dalam hati
Kami menyusuri pinggiran pantai Sanur sambil bercerita tentang banyak hal, termasuk tentang hubungannya dengan seorang wanita yang kandas di tengah jalan. aku curhat tentang keinginaku untuk melanjutkan studi S2 ku. Tak kuduga Pram begitu intens mendengarkan ceritaku, dia menatapku tajam dan memelukku hangat.
Suara deburan ombak, nyanyain angin malam dan separuh bulan yang tampak tenggelam diantara sisi pantai membuatku tak berdaya saat Pramono semakin erat memeluk tubuhku. Hanya sisa- sisa nafasku yang tersembunyi dibalik dadanya yang bidang dan harumnya Huggo Armani miliknya.
Kurasakan damai disana, lelahku hilang tersapu bersama hamparan pasir laut dan resahku
terbang diantara semilir angin malam yang melambai.
“Aku ingin berbagi rasa denganmu, Adinda”. Bisiknya ditelingaku
Aku membisu dalam angan yang semakin jauh meninggalkan ragaku, mengikis relung- relung hatiku dan mengaburkan realita dalam nyataku.
Ku tak pedulikan beratus pasang mata terus memperhatikan kemesraan kami.
“Huuhhhh…apa ini?”. Tanyaku dalam hati
Hanya rasa hangat yang mendarat dibibirku saat itu, Pramono menciumku dengan sangat lembut dan nyaris membuatku melayang entah kemana……………
“Pram….Kenapa kamu lakukan ini padaku”. Ujarku saat itu
“Karena aku mau kamu, Adinda”. Jawabnya sambil membelai rambutku
Malam terus berlalu, kami bercerita sambil berpelukan erat, bercanda bersama, menyusuri pantai sambil tertawa lepas, mengukir nama diatas pasir. Genggaman tangan itu tak lepas hingga kami tak tahu pagi begitu cepat menjelang.
“Pram…aku mesti take off pesawat jam 7 pagi”. Kataku
“Ok, aku antar kamu ke Bandara ya”. Jawab Pramono sambil menyentuh pipiku
Pukul 4 dini hari Pramono mengantarku ke Puri Mesari dan membantuku mengemasi barang- barang. Sesekali kupandangi pria aneh didepanku ini, hatiku seolah lenyap melepas kenangan indah bersamanya.
Tiba di Bandara Ngurah Rai pukul 5.44 WIB
Pramono mengulurkan tangan sambil menyelipkan kartu nama ditanganku.
“Simpanlah, jika suatu saat nanti kamu memerlukan aku”. Ucapnya sambil menggenggam erat tanganku.
Aku mengangguk sambil berlalu meninggalkan Pramono yang tetap mematung sambil menatapku.
Segera aku Boarding Pass dan mengecek kembali barang bawaanku. Sambil menunggu take off pesawat kubuka kembali dan kubaca kartu nama tadi.
Pramono Aditya
Staff EO bla bla blaaaaa..
Tiba- tiba…..
Telepon disakuku berbunyi sesaat menjelang kebarangkatanku ke Jakarta
“Hallo sayang…sampai di Jakarta jam berapa?? Aku jemput ya?”. Ujarnya mesra.
Kekasihku diseberang sana menyapaku dengan riang.
“Kalau gak telat sekitar jam 9 aku nyampe”. Jawabku sumbang
“Ok Honey…take care ya”. Balasnya dengan lembut
Klik..tutuuuuuutt tutttt
Suara tutup telepon menggiring ingatanku pada kartu nama yang masih tergenggam ditanganku. Kutinggalkan kartu nama itu di meja tunggu Bandara begitu saja dan kutanggalkan serentetan peristiwa yang kualami bersamanya.
Saat ini....
Aku terpaku menatap deretan profil, info, foto dinding tentang Pramono Aditya yang terpampang jelas didepanku. Kemarin sempat aku add untuk masuk dalam jaringan facebooknya dan kini dia menjawabnya serta menanyakan kabarku.
Lalu aku jawab dengan isian komentar dibawahnya:
“Pram…saat aku ketinggalan Bus, Sanur Beach, Puri Mesari, Kartu nama dan Bandara Ngurah Rai………”
Bali, 30 Juni 2005
Thursday, May 14, 2009
SEKILAS CERPEN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment