PONDOK HALIMUN
Sesaat aku memandang bayanganku dalam cermin, “hmmm…aku bergumam dalam hati, ternyata aku masih ada toh!!”..aku rasa kesialan ini tidak akan aku bawa sampai maut menjemputku….
Aku terus terngiang ucapannya tentang aku yang dikatakan bodoh , “Ah…sial! apa memang aku sebodoh itu??? Fikirku dalam hati….
Telpon berdering….
Hei??... Neina pa kabar??? Suara girang seberang sana terdengar mengejutkan..”Oh aku baik2 saja, ada apa say??” Jawabku sekenanya… “Jalan yuk? Aku bete nih?? Aku kangen ma kamu???” Suara itu terus bergelayut manja ditelingaku… seakan terus berdesir membuncah semua lamunanku yang terkadang basi dan membosankan.
“Hmmm…gimana yah? Sorry Ndre…aku lagi malas jalan nih? Next time aja gimana??” Aku beralasan agar suara tesebut dapat segera terputus, “Duh Nein…aku pengen banget ketemu ma kamu, barang lima menit saja???” suara itu terasa memelas dan merajuk. “Ya dah aku tunggu di rumahku ya?” Jawabku terpaksa. “Ok deh.. see u Baby” …tut..tut..tut.. suara tutup telpon terdengar diujung sana.
Aku terus termangu memandang wajah senduku, hatiku tak dapat dibohongi, dan jiwaku terus melayang pada sebuah harapan kosong, aku memang cerdas tapi tak secerdas penggalan perjalanan hidupku.
Aku memang anggun tapi tak seanggun pribadiku yang sesungguhnya. begitu banyak beban dan masalah yang terus menghampiriku, aku sampai bosan begaul dengan rutinitasku yang terkadang amat menjemukan.
Fikiranku terus melayang pada seorang pria yang akhir- akhir ini mampir dalam kehidupanku, “Yah…laki- laki ini telah menorehkan kisah dalam hidupku. Aku hanya dapat menarik nafas panjang tatkala ingatanku tertuju pada sosok aneh yang tanpa aku sadari terlalu jauh aku terperosok didalamya. “Ternyata aku memang naïf!!!” gumamku dalam hati. “Aku gak yakin akan dirku saat ini, setidaknya besok, besok lusa atau besok depan aku akan kembali menjadi diriku yang sesungguhnya”…aku terus menghiburku dalam hati…, “aku tak mau dikatakan picik oleh diriku sendiri!! Aku terus membendung perasaan ini.
Aku begitu yakin mampu membuat semuanya kembali pada kodrat yang sesungguhnya, sehingga kemampuan logika berfikirku dapat diterima oleh akal sehat, tidak lagi berangan- angan tentang harapan kosong pada sebuah kenyataan yang sebenarnya tidak ada. “Ah…aku memang tidak waras!!! Sampai kapan aku jadi pecundang seperti ini, sial !!! ” suara hatiku terus saja menghakimiku.
“Aku takut sekali, Apa kamu bisa menemaniku??? Ucapku saat itu. “Tenang aja sayang…aku akan terus disampingmu, apapun yang terjadi, percayalah…aku akan membantumu??” Jawabnya tanpa beban.
“Oooohh… suara itu begitu indah sekali terdengar diantara kesepian dan kepenatanku. Dia begitu perhatian dan hangat, menggairahkan juga memotivasi setiap langkahku, aku terbayang pada naluri hatinya yang seolah terkesan jujur, namun terbersit ragu kala semuanya semu, “Ah… Sayang apa kamu tetap demikian, atau hanya pelarian saja”, aku bergumam dalam keraguanku….
Tak dapat kupungkiri hadirnya dia hanya pemanis dalam hidupku, hanya pelepas segala kelelahanku, juga tempat kehangatan bagi kebekuan hatiku. Namun aku yakin dia mampu meluluhkan keangkuhan dan arogansiku akan sebuah ketakutan kehilangan sosoknya.
Khayalanku terus melambung jauh, membawa sebagian jiwaku pada kebahagiaan semu, Dengannya aku merasa tenang, dengannya aku merasa terlindungi dan dengannya pula aku dapat menemukan nuansa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Dari dia aku belajar menghargai diri sendiri, mencintai dan menuntunku untuk dapat meraih bintang dengan kebahagiaan. Aku terpaku dengan ketenangannya menghadapi hidup walaupun aku tidak tahu siapa dia, aku tidak peduli, aku tidak mau tahu sedetil apapun tentang dirinya. Dimataku dia teman diskusi yang hebat…
Aku menatap lampu- lampu malam yang terhampar luas didepanku, udara dingin terasa sangat menggigit, aku merapatkan tubuh mungilku dalam pelukannya… aku tak dapat berpaling sedetikpun dengan kemesraan ini, perlahan- lahan aku hirup udara sejuk ini lalu aku keluarkan melalui mulutku, aku hanya dapat merasakan kehangatan mengalir melalui pori- poriku. Tangan kekarnya terus memelukku erat…, “Indah banget ya Sayang??” Ucapnya saat itu.., aku hanya menganggukan kepala…”Ya Tuhan…akankah bahagia ini akan terenggut dari hidupku lagi??, Akankah bahagia ini hanya sesaat ini saja???”, aku bergumam dalam hati…
”Aku bahagia sekali malam ini Sayang”. Ucapku dengan nada datar. Lalu dia mencium keningku dengan lembut. Dan aku membalasnya dengan pejaman mata yang nanar. Dalam hati aku berkata “aku tulus menerima ini sebagai anugerah Sayang… tapi bukan sebagai kenyataan…”
Ukh…sosoknya betul- betul membuatku bisu, aku yang terkadang arogan hanya terdiam dalam buaian hangatnya, aku tak mengerti makna pertemuan ini, aku tak paham gejolak apa yang aku rasakan saat ini, aku hanya berkata dalam hati “Aku butuh kamu saat ini Sayang…”. Aku tak peduli dengan jawabanmu, aku tak mau tahu balasan darimu, aku hanya dapat merasakan bahagia ini dalam sunyi dan kesendirianku…” Aku terus berucap dalam bisu panjangku.
Dia menatapku tajam, seolah pandangannya menusuk puing- puing hatiku yang pada saat itu hampir pudar tak berbentuk, “Akh…ingin rasanya aku berlari menghindari tatapan matanya, ingin rasanya aku memutus semua keindahan racun ini, aku tak sanggup untuk beralih, aku hanya terdiam dalam hampa yang tak dapat aku temukan jawabnya”.
Kini aku mencoba mencari kunci dari segala gundah yang terus menghantuiku, aku yakin tatkala semuanya usai, akhir episode ini akan menjadi kenangan manis yang tak akan terlupakan sepanjang kehidupanku.
Aku menatap tumpukan buku di meja kerjaku, menatap foto anak- anak didikku yang tersenyum manis padaku…”Yah…inilah cintaku yang sesungguhnya, cintaku pada sebuah harapan besar masa depanku..”. Aku berdiri menatap jendela dikamarku, pandanganku beredar pada sebuah pemandangan yang menyejukkan…aku berharap semua harapan itu pasti menjadi nyata….
Aku mencoba mengalihkan perhatianku pada sebuah mimpi panjang yang telah aku bentuk dalam otak, hati dan jiwaku…, masaku akan berakhir, ukiran manis nan indah itu akan segera menjadi sejarah saja, aku tak dapat meraih apapun kecuali aku mampu bertahan dalam rotasi hidupku. Cinta yang selama ini aku cari ada dalam diri aku sendiri, aku akan selalu ingat akan janjiku pada sebuah pengabdian sosial yang selama ini aku agungkan, yah…aku akan terus berjalan menggapai anganku, citaku dan masa depanku…melangkah seiring dengan irama bathinku.
Kesan manis dan membahagiakan apabila aku mampu membuat semua orang disekelilingku bahagia, itulah cinta sejatiku..uuuuhhh…aku dapat menemukan jawabanya saat ini, sekarang, dan yang akan datang…
(Untuk seseorang yang menjadi inspirator dalam karyaku)
Tuesday, May 20, 2008
Sekilas Cerpen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment